"With peaks of joy and valleys of heartache, life is a roller coaster ride, the rise and fall of which defines our journey. It is both scary and exciting at the same time." - Sebastian Cole

Wednesday, October 29, 2014

Wishful Wednesday #1


Hari Rabu!


Dan akhirnya memutuskan untuk ikutan meme ini (terima kasih untuk host-nya, Mbak Astrid, hehe). Hitung-hitung buat nambah jumlah postingan dan asik-asikan mengutarakan wishlist tiap hari Rabu. Karena wishlist jangan buat berandai-andai aja, tapi coba diatur agar bisa diwujudkan (apa ini?).

Wishful Wednesday pertama ini harus spesial. Ada 4 buku dan keempatnya berkaitan.

Seri 4 Wartawan Lifestyle karya Syahmedi Dean! 



1. EDNASTORIA atau Lontong Sayur dalam Lembaran Fashion

EDNASTORIA (Lontong Sayur Dalam Lembaran Fashion) adalah refleksi dari sisi hidup wartawan-wartawan lifestyle. Mereka berada dalam profesi yang berhadapan langsung dengan berbagai kondisi sosial metropolis. Mereka berinteraksi dengan orang-orang “gila brand”, social climber, fashion society, ingin jadi model terkenal, intrik agen-agen model, kaum metroseksual, dan orang-orang yang tulus di tengah sekelompok hedonis. Mereka menanggapi kehidupan dengan kritis dan investigatif. 
Keempatnya adalah Alif, Raisa, Didi, dan Nisa. Salah satu dari mereka, Alif, menyimpan affair dengan seorang staf. Ia menemukan tantangan yang menyenangkan dengan affair ini. Sebagai penulis dengan jam terbang yang tinggi, Alif juga memiliki penggemar gelap yang tak diketahui jenis kelaminnya. Alif menjaga eksistensi penggemarnya ini karena ternyata ia banyak memberikan ide dan kritikan yang memicu cara berpikir Alif jadi semakin kritis. Alif juga berusaha mengorbitkan seorang model pemula yang latar belakang hidupnya misterius.
2.  J'ADORE atau Jakarta - Paris via French Kiss

Petualangan empat wartawan lifestyle selalu tak terduga, berlari di jalur-jalur underground Metro di Paris, terhanyut dalam dilema kesetiaan di lantai dua bus merah di London, terpelintir antara memori dan kenyataan di gedung-gedung tua di Milan, teraduk gelombang fashion dunia di show Christian Dior, Chanel, Fendi, Max Mara, Prada, dan Paul Smith. Padahal kaki mereka terikat di Jakarta. Mereka adalah: 
Alif: Siapa saya ini? Seorang tamak cinta yang mendambakan freedom, dua sisi yang bertolak belakang. Yang pertama butuh komitmen dan perasaan, yang kedua butuh keberanian dan ketidakpedulian. God. Bagaimana harus menggabungkan keduanya? Saya tak mau hanya salah satu. 
Raisa: Elu bikin gue sangat kecanduan, pingin terus-terusan ketemu. Gue pikir, friends become lovers? Why not? I’m good enough for him, he’s always nice to me, what ‘s more? I will move first… ladies first 
Didi: Gue juga maunya hanya french kiss, dia juga gitu. “Hari begene kok sesama lelaki pacaran, too old fashioned,” katanya begitu. Lagi pula kalau dipikir-pikir, sesama lelaki pacaran, life goal-nya apa? 
Nisa: Sandwich? Hah. Selain roti, sandwich adalah semacam istilah untuk satu sex activity yang melibatkan tiga orang, dua sebagai roti, satu sebagai daging atau selada untuk yang vegetarian. Pasti ada yang tidak benar dari kode gerak bibir Gavin ke Oliver. Pasti mereka punya hidden agenda.

3. BOHEMIA atau Pengantin Gypsy dan Penipu Cinta

Bagaimana bisa kebal dan fearless, terutama ketika kehilangan pekerjaan di dunia fashion yang glamor? Bisa. Kan ada a bullshit thing called LOVE. Tapi hidup tidak hanya berurusan dengan empat huruf itu, ada gengsi, ada harapan yang kosong dan yang isi, ada masalah perut, ada persahabatan, dan ada masalah “hati” dalam persahabatan, eew! Empat sahabat sedang teraduk-aduk isi lemarinya, profesinya, dan eksistensinya. Ini dia orang-orangnya: 
Alif:
Saya melangkah, menendang kerikil kecil, di bawah terik matahari jam dua belas. Ternyata harga diri saya cuma sejajar dengan landasan kerikil. Tak tahu mau kerja apa lagi untuk hidup. Saya memandang pakaian yang saya pakai, ini pakaian yang sudah menguras kartu kredit saya, pakaian yang membuat saya merasa dalam level lifestyle yang cool. Kemeja putih Helmut Lang, celana Diesel, sneakers merah-hitam Gucci. Ah, tapi mereka tak bisa menolong. Oh God. I am so insignificant. I am unnecessary. I am nothing, and I can’t even kill myself. 
Raisa:
Rasanya tidak semua film mengandung scene yang Anda maksud! Mungkin bisa kita lihat film The Sound of Music, Cut Nyak Dien, The Color of Purple, Home Alone. Film-film ini legendaris, pemainnya pun tak terlupakan. Mereka tidak mengumbar sensualitas. Mungkin dengan diberlakukannya RUU akan memicu lahirnya film-film seperti itu. Pembuat film akan memprioritaskan konflik dan kekuatan cerita sebagai daya tarik. O God, what have I done? 
Didi:
Bokap gue takut anaknya pada terjerumus ke pergaulan bebas. Dia lihat anak-anak temennya pada udah ngebuntingin anak gadis orang, pada kawin lari, dan macem-macemlah. Menurut Bokap, nggak perlu pacaran-pacaran, bakal bikin masalah. Pandangan Bokap ini bagus banget, untuk menghindari perbuatan-perbuatan sex before marriage. Then I’m saved by this condition. Ngerti? 
Nisa:
Damn. Kalau pria mengucapkan “I love you” tiga kali dalam satu detik, itu sama saja omong kosong, sama seperti kegembiraan anak kecil yang diberi tiga permen warna-warni. Nisa mengumpat kecil dalam hati. He’s over excited. Kenapa pria gampang sekali mengucapkan “I love you”? Ini sama saja dengan penipuan.

4. MONSOON atau Apa Maksud Setuang Air Teh

Siapa yang menggerakkan skenario perjalanan hidup? Sebuah kota? Profesi? Alam pikiran? Atau cinta? Empat sahabat mencari-cari keriaan hari ini dengan mengejar cinta dan mempertanyakan masa lalu. Mereka berprofesi sebagai wartawan, berkesempatan mendirikan sebuah majalah, kesibukan urban yang membawa mereka ke ujian persahabatan, penemuan jati diri, dan dilema tepi-tepi hidup. 
Alif:
Mata saya tajam terbuka, merasakan dengan nyata kosmik energi, merasakan kuatnya medan magnet yang terjadi. Pelan-pelan ada cairan lain yang naik ke saraf-saraf otak, rasa gusar, kesal, marah. Apakah kosmik energi penyebab rusaknya kehidupan cinta saya? 
Raisa:
Ia tak pernah tahu bahwa seharusnya, jika berada dalam rapat apa pun di dunia ini, sangat berlaku hukum “You are what you said.” Nah, kalau tak pandai berkelit, pakailah aliran “Silence is golden”. Sehingga jati diri tidak perlu terasa seperti akan lumer ke lantai, merosot ke kaki-kaki meja, dan secara politis habis diinjak-injak forum. 
Didi:
Kota Jakarta ini apa masih layak huni? Ngeri banget Jakarta sekarang. Kalau nanti gue terkenal karena jadi creative director sukses, apakah gue bakal aman? Gue harus berjuang dari kemungkinan penembakan seperti itu. Kemungkinan pembunuhan, penggarongan, kemacetan, kebanjiran, penipuan, penggusuran, rombongan kampanye, massa sepak bola, fashion criminals, Chanel limited edition, Louis Vuitton new arrival, Gucci piracy, dress code betrayal… 
Nisa:
Itu suara Alif. Azan. Komat. Ah, anakku. Mama belum sempat lihat kamu. Bagaimana rupamu? Bagaimana hidungmu? Bagaimana senyummu? Kamu pasti aman di situ, ada Oom Alif, teman Mama yang paling peduli pada Mama. Kamu pasti senang dengar suara azan Oom Alif. Mama jadi rindu, tapi Mama belum bisa lihat kamu. Mama seperti terbang. Mama hanya bisa merasakan getaran jiwamu yang bening dan bersih.

Yap, dari dulu banget udah pengin buku ini tapi selalu gak kesampaian beli karena tergiur beli novel yang lainnya. Padahal rencananya mau sekalian beli keempatnya biar bisa dapat boxset sekalian. Kenapa mau banget? Pertama karena lihat covernya dan jalan cerita yang kayaknya unik. Sampai-sampai dulu pertama tertarik, rencananya mau patungan sama teman buat beli satu-satu. Tapi kalau dipikir-pikir gak enak deh patungan dan saling minjem kalau formatnya boxset kayak gini, lebih nyaman punya lengkap sendiri. Semoga suatu saat kesampaian deh.

Mau ikutan Wishful Wednesday juga? Silahkan lihat cara-caranya di Book to Share atau klik gambar di atas. Mari saling berkunjung!

Tuesday, October 28, 2014

Dia Adalah Dilanku Tahun 1990



(PS: Warna cover sebenarnya lebih biru).

Judul: Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis: Pidi Baiq
ISBN: 978-602-7870-41-3
Penerbit: DAR! Mizan
Ilustrasi sampul dan isi: Pidi Baiq
Penyunting naskah: Moemoe & Huda Wahid
Penyunting ilustrasi: Pidi Baiq
Desain sampul: Kulniya Sally
Proofreader: Febti Sribagusdadi Rahayu
Layout sampul dan setting isi: Tim Artistik & Deni Sopian
Tebal: 332 halaman
Cetakan pertama, April 2014.

Blurb:
"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja" (Dilan 1990) 
"Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang." (Dilan 1990) 
"Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli." (Milea 1990)

Silahkan baca novel ini dengan hati senang. Gak perlu deh pusing-pusing tentang banyaknya typo di dalamnya atau ketawa yang ditulis dalam dialog, kamu tetap bakal suka dan menikmatinya. Setidaknya itu yang saya rasain.

Cuma ada 2 hal yang bikin saya kecewa. Satu, ternyata Dilan yang saya bayangkan bukan seperti di cover. Padahal kan cover yang buat penulisnya sendiri, jadi sedikit banyak mungkin memang begitulah mukanya Dilan, bayangan saya berkata lebih. Kedua, ternyata cerita yang di buku, sudah hampir semuanya saya baca di blog-nya penulis jauh sebelum Dilan diriliskan. Memang dulu sebelum rilis, cerita Dilan secara berkala di post di blog pribadinya penulis, dan saya baca. Itulah awal perkenalan saya sama cowok Bandung satu ini (terima kasih buat teman saya!). Saya kira, bakal ada part yang ditambah banyak, ternyata gak begitu banyak. Tapi saya tentunya gak menyesal berlebihan, saya malah senang. Karena bakal ada Dilan #2, dan saya suka banget kalau bisa koleksi series.

Paket lengkap! Banyak ilustrasi juga di dalam, jadi yang baca gak akan bosan. Dilan ini bukan cowok romantasi menye-menye, tapi dia tahu betul cara bikin Milea terkejat-kejut.

Anyway, saya gak akan review banyak-banyak, jadi saya bakal kasih kalimat-kalimat manis dari novel ini saja. 

Aku ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang aku sukai tanpa perlu kuberitahu, yang membuktikan kepadaku bahwa cinta itu ada tetapi bukan oleh apa yang dikatakannya melaikan oleh sikap dan perbuatannya. (halaman 126)

"Ha ha ha."
"Ha ha ha."
"Si Ibu itu masih ada?" kutanya.
"Terbang."
"Hah? Kok, terbang?"
"Ibunya burung."
"Iiiiihh!"
"Ha ha ha ha." (halaman 131)

"Ya, orang beda-beda," kata Dilan. "Ada yang kayak kamu. Ada yang kayak aku. Ada yang kayak mereka. Kamu ingin semua orang kayak kamu?" jawab Dilan tanpa memandangku. (halaman 242)

Disa pergi untuk tidur di kamarnya, meninggalkan aku yang duduk sendiri, memandang Dilan yang tidur. Yaitu, Dilan yang dulu pernah meramal bahwa aku akan bertemu dia di kantin dan salah. (halaman 260)

"Kamu pernah nangis?" kutanya.

"Waktu bayi, pengen minum."
"Bukan, ih!" kataku. "Pas udah besar. Pernah nangis?"
"Kamu tau caranya supaya aku nangis?" dia nanya.
"Gimana?"
"Gampang."
"Iya, gimana?"
"Menghilangkan kamu di bumi." (halaman 262)

"Milea 1" 

Bolehkah aku punya pendapat?
Ini tentang dia yang ada di bumi
Ketika Tuhan menciptakan dirinya
Kukira Dia ada maksud mau pamer 

Dilan, Bandung 1990

Begitulah. Semudah itu kamu akan jatuh cinta dan iri pada Milea.

5 of 5 stars.

Let Me Kiss You



Judul: Let Me Kiss You
Penulis: Christina Juzwar
ISBN: 979-780-729-0
Penerbit: GagasMedia
Editor: Alit Trisna Palupi & Tesara Rafantika
Proofreader: Mita M. Supardi
Penata letak: Gita Ramayudha
Desain cover: Jeffri Fernando
Tebal: vi + 330 halaman
Cetakan pertama, 2014.
Cara dapat: Hadiah kuis Instagram @GagasMedia.

Blurb:
Sebuah percintaan yang rumit.Sebuah ciuman yang tak akan terlupa. Secercah harapan yang tak kunjung nyata.Seorang perempuan yang datang dengan hati luka, tetapi tak mau melepaskannya.Seorang lelaki yang kembali dengan rasa yang sama, tetapi terlalu angkuh untuk mengakuinya.Rahasia yang penuh intrik.Kebohongan yang tak akan ragu mengusik.Cinta masa lalu.Penyembuh lukamu.Mungkinkah?  
Let Me Kiss You, sebuah kisah cinta urban tentang lelaki penuh pesona yang mampu meluluhkan hatimu, tetapi kau tahu jatuh ke dalam pelukannya adalah sebuah kesalahan. Namun, ia adalah candu yang membuatmu tak mampu berpaling. Ada banyak alasan untuk menolaknya, tetapi tak mampu kau ungkapkan satu pun. 
Baca kisahnya dan temukan lelaki itu. Sebelum menutup halaman terakhir, carikan satu alasan logis untuk perempuan yang datang dengan hati luka itu, agar ia berpikir kembali apakah yang harus ia pilih; melangkah ataukah tinggal dengan segala harapan yang tak akan pernah nyata.


Ini tentang Andrina Janice yang kebetulan bertemu lagi dengan masa lalunya, Daniel. Daniel bekerja menggantikan mantan boss Drina. Wow, it's going to be awkward! Ini juga tentang Andrina Janice yang sedang mempertanyakan hatinya sendiri, haruskah dilanjutkan atau diberhentkan saja setelah ia melihat dengan mata kepalanya sendiri ketika James -- pacarnya sedang bersama seorang wanita.

Intinya, ini semua tentang Andrina Janice, si penyuka roti pisang cokelat dan pewangi stroberi keluaran PureBeauty. Tapi, desain dalam novel dan yang mendominasi cover kebanyakan tokoh cowok alias Daniel.

Kisahnya hampir sama seperti novel romance kebanyakan, awal ketemu - canggung, masih marah-marahan - mulai ada sesuatu yang bikin dekat - akhirnya dekat beneran, tapi ya, ada deh yang ganggu gitu - ya sudah. Jadi saya gak punya banyak komentar selain menikmatinya. Novelnya dibagi jadi 26 sub-bab, lumayan lah kerasa singkat setiap babnya, jadi gak bikin capek.

Heroine-nya juga manusiawi, dibuat cantik tapi agak plin-plan dan gampang goyah, juga suka gigitin ujung rambutnya. Saya gak kebayang aja cewek kantoran cantik, tapi suka gigitin ujung rambut, rasanya agak kekanak-kanakan dan kurang cocok. Tapi ya itu, mungkin mau dibuat manusiawi. Dan mungkin udah kebiasaan, setiap heroine pasti punya teman curhat. Di sini namanya Ina. Dia dihadirkan khusus buat curhat dan bercanda-canda ringan gitu deh.

Untuk hero-nya, Daniel. Menurut saya, harusnya masa lalunya bisa lebih dikuak lagi, penyebab kenapa dia dingin sih saya udah nangkep ya, cuma ya, kerasanya kurang. Juga, saya merasa kok serba tiba-tiba dan aneh, dia ke banyak orang dingin tapi ke si artis itu bisa hangat banget.

"Bos gue dari kemarin suntuk. Udah jutek, suntuk juga. Paket lengkap yang bikin gue mau kabur dari kantor. Setiap gue nyebut nama lo, dia kayak bete gitu deh." (halaman 162)

Oh iya, si artis. Namanya Ayu, penyanyi. Katanya sih cantik, tapi saya kurang bisa bayangin cantiknya gimana (atau sayanya aja yang males kali ya?). Saya kira dia bakal jadi antagonis, ternyata nanggung karakternya. Juga, si pacarnya Drina, James. Kalau yang ini emang saya males bayangin sosoknya, gak tahu kenapa.

Typo di novelnya, gak terlalu ganggu sih, cuma lumayan. Kayak lupa tanda petik, huruf kapital setelah koma padahal bukan nama orang,  atau yang kurang konsisten. Misalnya, ada yang ditulis "di sini" ada yang "disini". Untuk bahasa, saya kadang baca dipercakapan bahasanya terlalu baku, jadi agak aneh dan kurang santai. Lalu, di narasi malah terasa ada yang agak kurang baku, atau awalnya baku tapi akhirnya jadi nyerimpet gak baku.

Masuk bab-bab akhir, kok rasanya masalahnya dibuat-buat dan kurang pelik tapi Drina nanggepinnya berlebihan banget. Saya suka gemes kalau nemu yang kayak gini, kenapa sih gak mau coba dengerin? Kenapa sukanya menyimpulkan sendiri aja? Hgggh!

Setangkapnya saya baca novel ini, garis besarnya tentang dua orang CLBK dan kesempatan kedua. Nah, dari sekian banyak judul yang bisa dipilih, kenapa akhirnya dipilih "Let Me Kiss You" ya? Penasaran aja, karena adegan erotiknya ternyata sebanyak yang prediksikan setelah lihat judul dan cover-nya. Well, at least, novel ini asik dibaca menurut saya. 


2,79 of 5 stars.

Saturday, October 18, 2014

Girls In The Dark


4 of 5 stars.
Judul: Girls in the Dark
Penulis: Akiyoshi Rikako
ISBN: 978-602-7742-31-4
Penerbit: Penerbit Haru
Penerjemah: Andry Setiawan
Penyunting: Nona Aubree
Proofreader: Dini Novita Sari
Design cover: Kana Otsuki
Ilustrator: @teguhra
Tebal: 279 halaman
Cetakan pertama, Mei 2014.
Harga: Rp. 36.400 (beli saat #HaruPromoDiskon, harga normal Rp. 54.000)

Blurb:
Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu...? 
Gadis itu mati. 
Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati.

Di tangannya ada setangkai bunga lily. 
Pembunuhan? Bunuh diri?

Tidak ada yang tahu.
Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu. 
Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi.... 
Kau... pernah berpikir ingin membunuh seseorang?

Keenam anggota Klub Sastra SMA Putri Santa Maria kembali menggelar pertemuan rutin setelah kematian penuh misteri sang ketua klub, Shirashi Itsumi. Pertemuan kali ini dipimpin oleh Sumikawa Sayuri, ketua klub pengganti sekaligus sahabat dari Shirashi Itsumi. Di bawah chandelier, sambil mengelilingi meja marmer oval yang di tengahnya terdapat panci yami-nabe, mereka satu-persatu mengenang sambil membacakan narasi cerita pendek yang sebelumnya telah mereka tulis tentang Shirashi Itsumi dan apa yang mereka ketahui mengenai kematiannya. Sebab, banyak orang berpikiran salah satu dari mereka adalah pembunuhnya.


Meet the Club's Members:

1. Shirashi Itsumi: Anak pemilik yayasan SMA Putri Santa Maria, Mantan Ketua Klub Sastra yang baru saya meninggal dengan setangkai bunga lily di tangannya.

2. Sumikawa Sayuri: Ketua Klub pengganti, sebelumnya merupakan wakil ketua klub. Sahabat baik Shirashi Itsumi.

3. Nitani Mirei: Gadis miskin namun pintar, penerima beasiswa, pengangum Shirashi Itsumi.

4. Kominami Akane: Jago masak masakan Barat, anak dari koki terkenal pemilik restoran Jepang.

5. Diana Detcheva: Gadis Bulgaria yang merupakan murid internasional di SMA Putri Santa Maria, ssst! Dia mencintai Itsumi.

6. Koga Sonoko: Murid IPA, teman sekelas Itsumi. Anak dari seorang dokter yang memiliki cita-cita berprofesi sama seperti ayahnya.

7. Takaoka Shiyo: Seorang penulis buku terkenal, pernah ikut berkunjung ke Bulgaria bersama Itsumi.

Membaca Girls in the Dark, mengingatkan saya pada salah satu lagu Katy Perry: It Takes Two. Dari setiap cerita, ada setidaknya 2 sudut pandang berbeda mengenai cerita tersebut. Susah sih menilai mana cerita yang benar, atau mana yang dibuat-buat. Dan itulah yang saya dapat ketika membaca novel ini. Dari awal, saya sudah dibuat penasaran dan semakin jauh halaman dibuka, pertanyaan ini timbul, "Jadi, siapa sih ini pembunuhnya? Eh, atau jangan-jangan sebenarnya dia bunuh diri?"
"Baiklah, Pertemuan Rutin ke-16 Klub Sastra SMA Putri Santa Maria: 'Pertemuan Pembacaan Naskah dan Yami-nabe' dimulai."
Tidak mudah untuk menghadirkan 6 tokoh dalam satu novel dengan masing-masing sudut pandang, pastinya setiap tokoh harus punya ciri khas yang berbeda. Yap, penulis berhasil dalam hal ini. Waktu saya baca, rasanya seperti benar-benar mendengarkan cerita dari 6 orang yang memang ada. Kesan gelap dan misteri dalam novel berhasil ditransfer penulis dengan ciamik pada saya. Kalau ditanya, siapa tokoh utamanya? Saya rasa bukan cuma Shirashi Itsumi jawabannya, tapi 6 tokoh anggota Klub Sastra pembaca narasi juga banyak andil. Sama halnya ketika ditanya, siapa tokoh protagonisnya? Atau siapa tokoh antagonisnya? Jawabannya, tidak ada yang benar-benar berperan sebagai protagonis maupun antagonis, realistis. Ya, karena memang kayaknya begitulah sifat manusia, apalagi anak remaja.

Saya suka format penulisan dan ide ceritanya, walau dari tengah ke belakang mulai agak bosan dan merasa sedikit agak kepanjangan penjelasan ceritanya. Ini sih mungkin karena sayanya aja yang gak sabar mau cepat-cepat tahu akhir cerita kali, ya.

Untuk twist, seperti banyak orang bilang, iya, ini nge-twist banget. Waktu itu saya dikasih spoiler sama teman saya tentang siapa pembunuhnya (nyebelin, ya?), saya kira ending-nya bakal ya gitu berakhir sesuai prediksi teman saya. Tapi, ternyata enggak. Spoiler-an teman saya itu makin jauh halaman saya baca, makin terpatahkan. Walau di akhir ternyata benar sih siapa yang bunuh, tapi tetap ceritanya beda. Intinya, kalau kamu gak mau capek sendiri nebak-nebak, udah nikmatin aja novelnya, tanpa harus nebak siapa pembunuhnya gitu.

Oiya, cerita permasalahan anaknya SMA-nya dapat. Meskipun masalah untuk ide cerita yang diambil itu rumit dan terkesan masalah dewasa, penulis bisa meramunya dengan bagaimana cara anak SMA berpikir dan berambisi.
"Tugas seorang penulis adalah menenun kata-kata dari ketiadaan satu per satu, membangun sebuah dunia, meniupkan napas pada tokoh-tokoh di atas kertas, membuat mereka saling jatuh cinta, kehilangan harapan, dan menyesal." (halaman 140)
Semua unsur yang penulis hadirkan juga benar-benar diperhatikan, salut deh. Jadi gak ada bolong logika. Misalnya di narasi Diana ada cerita yang masih membingungkan, nanti di narasi tokoh lain ada yang menjelaskan, gitu.

Cover, kesan 'seram' dan gelapnya dapet. Cuma, Itsumi yang di-cover beda deh dengan Itsumi yang saya bayangin, hehe. Masalah typo, jarang, atau bahkan gak ada? Rapi banget, juga terjemahannya bikin mudah dimengerti tapi gak bikin jadi aneh. Bagus!

Wah, intinya, saya sangat menikmati novel Girls in the Dark ini. Banyak hal-hal baru dan nama makanan baru yang sebelumnya belum pernah saya dengar, akhirnya saya ketahui gara-gara baca novel ini. Jebakan-jebakan dan kejutan datang tidak terduga, bikin kaget pokoknya. Good job, Akiyoshi Rikako!
"Sekian, saya menutup pertemuan rutin semester ini. Saudari sekalian, sampai jumpa."

Kukila



C:\Documents and Settings\deasyds\My Documents\Downloads\supaya tidak susah\16029849.jpg



Judul: Kukila
Penulis: M. Aan Mansyur
ISBN: 978-979-22-8839-1
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Editor: Siska Yuanita
Ilustrasi sampul: eMTe
Layout: @bayu_kimong
Tebal: 192 halaman; 20 cm
Cetakan kedua, November 2012.


Blurb:


"Nak, dua hal aku benci dalam hidup: September dan pohon mangga. September tidak pernah mau beranjak dari rumah. Betah. Ia sibuk meletakkan neraka di seluruh penjuru. Di ruang tamu. Di ranjang. Di meja makan. Bahkan di dada. Batang pohon mangga tetap selutut persis prasasti batu. Ia berdiri mengekalkan dosa-dosa—dan dosa adalah pemimpin yang baik bagi penyesalan-penyesalan." 
Kukila adalah perempuan itu, yang membenci September dan pohon mangga. Hidupnya didera rasa bersalah yang besar, kepada mantan suaminya, mantan kekasihnya, dan anak-anaknya. Kepada suratlah dia berbicara dan kepada pohon-pohonlah dia menyembunyikan masa lalu, karena rahasia, konon, akan hidup aman dalam batang-batang pohon. 
Selain “Kukila (Rahasia Pohon Rahasia)”, di dalam buku ini ada lima belas cerita pendek lain, dikisahkan dalam kata-kata Aan Mansyur yang manis, bersahaja, kadang sedikit menggoda.


Awalnya saya mengira kata “Kukila” dipilih hanya karena merupakan akronim dari “Kumpulan Kisah Lama”, namun ternyata perkiraan saya tidak seratus persen tepat. “Kukila” mengandung berbagai macam arti. Kukila, sebuah kumpulan cerita. Kukila, sebuah nama, yang sepertinya begitu memikat bagi M. Aan Mansyur untuk kemudian diabadikan menjadi judul buku keenamnya. Kukila, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti burung.

Dengan 16 judul cerita pendek di dalamnya; Kukila (Rahasia Pohon Rahasia), Kebun Kelapa di Kepalaku, Setengah Lusin Ciuman Pertama, Perahu Kertas dengan Huruf-Huruf Kanji, Setia adalah Pekerjaan yang Baik, Sehari Setelah Istrinya Dimakamkan, Membunuh Mini, Aku Selalu Bangun Lebih Pagi, Ketinggalan Pesawat, Celana Dalam Rahasia Terbuat dari Besi, Lima Pertanyaan Perihal Bakso, Lebaran Kali Ini Aku Pulang, Hujan. Deras Sekali., Tiba-Tiba Aku Florentino Ariza, Tiga Surat Cinta yang Belum Terkirim, dan Cinta (Kami) seperti Sepasang Anjing dan Kucing, M. Aan Mansyur dapat menyajikan berbagai kisah pelik, keruh, cinta indah, cinta kelam, perselingkuhan, kecemasan, bahagia dan rindu dengan kata-kata yang manis dan kadang sedikit menggoda, juga dalam nuansa yang berbeda.

Salah satunya, “Aku Selalu Bangun Lebih Pagi”, bercerita tentang seorang pria yang mendirikan perpustakaan di rumahnya. Setiap pagi, oleh seorang perempuan  pelanggan setia perpustakaannya, yang kemudian diketahui bernama Nanti Kinan, ia selalu disapa dengan kalimat yang sama, “Baru bangun, kan?”.  Begitu terus, hingga membuatnya kesal, karena menurutnya perempuan itu bodoh. Tidak mungkin ia baru bangun, jika setiap sudut perpustakaan selalu sudah bersih dan siap kunjung tiap paginya sebelum Nanti Kinan datang. 


Saya suka dengan cerpen ini, disajikan dengan ringkas namun mengena. Pesan yang ingin disampaikan M. Aan Mansyur tersampaikan lewat alur dan ramuan kata-kata sederhana yang manis. Bahasa dalam cerpen ini pun tidak serumit bahasa pada cerpen-cerpen yang lain, serta perbandingan antara dialog dan narasi dirasa sudah cukup imbang jika dibandingkan dengan 15 cerpen lainnya. Hanya satu kekurangannya menurut saya, akhir ceritanya dibuat menggantung. Tapi, jika ditelaah lebih dalam, mungkin justru akhir cerita menggantung itulah yang memberikan nyawa lebih pada cerpen yang satu ini.

Celana Dalam Rahasia Terbuat dari Besi”, berhasil menipu saya. Hidup adalah bersembunyi, begitu kalimat awal untuk memulai cerpen ini. Tokoh utamanya bernama Rahasia, istri dari seorang wartawan majalah wanita, Tiran. Mereka adalah keluarga yang sangat rukun dan damai, tidak pernah beradu mulut, karena Rahasia selalu tahu bagaimana menyembunyikan kesal, dikisahkan karena ayahnya yang selalu mengajari Rahasia untuk begitu. Tiran, memberlakukan sesuatu yang sangat aneh untuk Rahasia setiap pagi, ia memaikan celana dalam besi pada istrinya sebelum berangkat ke kantor, memastikan istrinya tidak akan pernah selingkuh selama ia bekerja. Kuncinya akan selalu ia bawa dan tidak ada cadangan. Rahasia seperti biasa, akan selalu diam, menyembunyikan kesal. 


Cerpen favorit saya. Kalimat-kalimat yang begitu pintar dibuat M. Aan Mansyur untuk mengecoh pembacanya untuk kemudian dibelokkan di akhir cerita membentuk twist yang tidak terkira.

Hujan. Deras Sekali.”, mengisahkan pengkhianatan cinta diam-diam yang dilakukan para tokohnya, Arya, Marni, Lina, Tenri, dan Baso. Kebanyakan orang menyukai hujan, begitu juga dengan mereka. Ketika hujan, selalu saja ada alasan untuk terlambat atau bahkan tidak datang, begitu juga mereka. Hujan deras sore hari di Jakarta, membuat Arya tidak bisa pulang ke rumah, membuatnya harus menunggu di kantor bersama sekretarisnya, Lina. Sementara di rumah, Marni, istri Arya, kedatangan tamu istimewa dari Makassar, Baso. Karena hujan, Marni menutup pintu dan jendela. Karena hujan pula, Baso tidak bisa kembali cepat ke Makassar, Tenri, istrinya, menyetuji keputusan itu, lagipula di Makassar tidak jauh berbeda. Semua karena hujan. Deras sekali. Makassar banjir, begitu kata Tenri. 


Cerpen ini begitu singkat, namun justru tidak bisa begitu saja lepas dari kepala saya. Perlu diakui, tema pengkhianatan cinta sudah biasa diangkat oleh penulis-penulis lain, namun M. Aan Mansyur sekali lagi berhasil mengistimewakan karyanya, dengan mengangkat hujan sebagai alasan masalah utama.

Itulah tiga dari 16 judul cerita pendek dalam buku ini. Secara garis besar kumpulan cerpen di Kukila digabungkan dengan benang merah tentang kisah-kisah orang dewasa, semacam perselingkuhan juga kenangan-kenangan lama. Banyak cerita-cerita yang tidak berakhir bahagia dihadirkan di sini, cerita tentang kehidupan. Dalam beberapa cerpen, M. Aan Mansyur menggunakan sudut pandang orang pertama, dan cara berceritanya yang luwes menghadirkan kesan ketika sedang membaca, kita sekaligus diajak untuk mengintip catatan harian M. Aan Mansyur, siapa yang tahu mungkin ada beberapa cerpen yang merupakan curhatan masa lalunya.

Menoleh ke belakang dan melihat background M. Aan Mansyur yang sebenarnya adalah seorang penyair, menjadikan tata bahasa dan diksi yang dipilih dalam cerita-cerita di Kukila terasa puitis. Tak jarang saya harus membacanya 2-3 kali terlebih dahulu untuk benar-benar mengerti apa yang dimaksudkan. Namun, hal itu tidak banyak mengganggu saya saat menyelesaikannya, buku ini pada akhirnya mengalir dan tetap enak untuk dibaca. Saya sangat bersyukur, karena dalam buku ini jarang saya temui atau bahkan tidak saya temukan kesalahan EYD dan tanda baca. Salut untuk M. Aan Mansyur dan editornya. Selain itu, saya sangat menyukai pemilihan gambar, warna, serta tipografi pada covernya. Menarik dan terlihat lembut.

Nama Kukila yang menjadi judul kumpulan cerita pendek ini akan ditemui di beberapa judul cerita. Apakah itu orang yang sama? Entahlah. Membingungkankah? Awalnya iya, namun lambat laun, kebingungan itu hilang. Jadi, siapa Kukila sebenarnya? Hanya M. Aan Mansyur yang tahu. Kekurangan dalam buku ini ialah, perbandingan narasi dan dialog dalam beberapa judul cerpen terkadang tidak imbang, terlalu banyak narasinya, sehingga terkadang menimbulkan kebosanan sesaat ketika sedang membaca. Lalu kekurangan lainny yang menurut saya fatal untuk buku ini, footnote yang digunakan untuk menjelaskan kata-kata asing diletakan pada akhir setiap cerpen, bukan di halaman di mana kata asing itu ada. Sehingga, untuk mengetahui arti kata yang asing tersebut, harus menuju akhir cerpen dahulu. 

Dari tema yang diambil M. Aan Mansyur, buku kumpulan cerpen ini cocok untuk dibaca oleh segment dewasa atau setidaknya usia 17 tahun ke atas karena banyak kata-kata  ‘nakal dan berani’ ditemukan dalam buku kumpulan cerpen ini. Saya cukup bisa menikmati setiap cerpen atau kisah-kisah lama yang M. Aan Mansyur kumpul dan wadahkan dalam Kukila. Banyak pelajaran tersirat yang bisa diambil jika kita cermat menemukannya. 

3 of 5 stars.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...