"With peaks of joy and valleys of heartache, life is a roller coaster ride, the rise and fall of which defines our journey. It is both scary and exciting at the same time." - Sebastian Cole

Saturday, October 24, 2015

Baca Bareng Minjul: Re-Write Mini Review

Re-Write

"Tidak ada kenangan yang bisa kautulis ulang. Tapi mimpi, bisa kaususun kembali."



Emma Grace
Gramedia Pustaka Utama, 2015.

Novel yang bercerita tentang bagaiman cara melupakan masa lalu dan move on untuk kehidupan yang baru dikemas sangat apik oleh Mbak Emma Grace. Salut! 294 halaman yang dirangkum dalam 22 bab plus epilog lumayan bikin emosi ikut naik dan turun saat membacanya. Serta, tentu saja novel ini berhasil membuat rasa penasaran karena rahasia-rahasia yang ditawarkan para tokoh utama.

Bercerita tentang Beth Samodro, cewek 20 tahun yang kuliah di Sydney menemani kakaknya, Sheila. Beth begitu jatuh cinta para Jared Tanudjaja akibat perhatian yang suatu hari dalam di masa SMA yang Jared berikan. Karena rasa cinta yang teramat sangat dan rasa ingin membalas kebaikan Jared masa SMA, Beth mau mengantikan posisi kerja Jared di FashionSheet selama 1 bulan. Jared sering memanfaatkan kesempatan seperti ini karena dia tahu, Beth tidak akan pernah bisa berkata ‘tidak’ atas permintaannya. Di FashionSheet lah kemudian Beth bertemu Derick Bhrasongko. Cowok yang menurut Beth sangat dingin. Rick tidak suka pada orang Indonesia dan benci sekali cewek lemah yang selalu saja mau bilang ‘iya’ karena cinta. Selain kehidupan cintanya, Beth memiliki rahasia yang begitu sakit untuk dia bagi kepada orang lain.

Di awal, rasanya gemes banget sama Beth karena dia nyebelin dan terlalu kemakan cinta banget. Namun sampai di akhir, Beth menunjukan perubahan. Dan aku salut sama Mbak Emma, karena perubahan Beth tidak dijelaskan terlalu ekstrem. Perlahan tapi yang membaca ikut tahu kalau si Beth ini nyatanya berubah.  
Selain tokoh-tokoh utama di atas, ada tokoh pendukung lain seperti Sheila (kakaknya Beth), Stephen, Isla, Judith, Ms. Colleen, dan Gwen. Selain Sheila, tokoh pendukung yang lain seperti kurang porsi di novel ini. Apalagi Gwen dan Ms. Colleen, yang sebenarnya mungkin bisa dibuat lebih ‘banyak omong’ lagi.

Judul yang diambil, “Re-Write”, begitu pas menggambarkan suasana novel secara keseluruhan. Pernah baca di salah satu blog yang mewawancara Mbak Emma, katanya rencana awal novel ini akan diberi judul “The Bucket List”. Untung saja pada akhirnya diganti “Re-Write” ya, karena memang judul ini yang paling cocok, hehe. Layout dalam novelnya juga oke. Begitu simple tanpa ada gambar-gambar khusus, namun justru malah terlihat lebih rapi.

Pemilihan kata yang dipilih Mbak Emma enak banget buat dibaca. Mendukung cerita yang begitu ngalir dan minim typo, bikin novel “Re-Write” ini bisa kita nikmati tanpa harus pusing. Ada beberapa typo yang sebenernya gak terlalu mengganggu.

1. Halaman 33. Ketika Jared lagi ngomong berdua sama Beth, tiba-tiba ada kalimat yang menuliskan Rick yang menghembuskan napas.

2 Halaman 104. Sebenarnya mungkin bukan typo, tapi agak membingungkan. Waktu Rick lagi marah sama Beth dia bilang, “Jawab pertanyaanku!”. Lalu Beth jawab, “kupikir…” dilanjutkan dengan “kupikir jawabanmu itu artinya tidak.” Bingung aja, entah itu harusnya diucapin sama Rick atau kalau diucapin Beth, bukankah harusnya “kupikir jawabanku itu artinya tidak” ya? Hehhehehe.

3. Halaman 180. Ada kata “sa_mar” yang harusnya “samar”.

4. Halaman 236. Font keterangan yang bukan bagian dari surat (di bagian itu ada suratnya), tapi font-nya ikut sama seperti font surat.

Mengenai cerita, menurutku sudah pas. Di awal konflik mulai muncul, di pertengahan cerita satu rahasia mulai terbuka, tapi Mbak Emma gak membiarkan semua rahasia akhirnya terbuka. Namun, clue-clue tetap diberikan biar nebak-nebaknya jadi asik. Alurnya bergerak lumayan cepat, jadi walau dibuat nebak-nebak, tapi gak sampai bikin bosen karena isinya nebak-nebak mulu. Intinya, Mbak Emma pintar menempatkan inti-inti rahasia dimana harus dibongkar.

Pada awalnya, latar Sydney yang digambarkan di novel ini kurang berasa. Namun mendekati akhir, akhrinya kerasa juga. Jadi tahu tentang perayaan natal di Sydney itu salah satunya kayak apa. Untuk rasa ‘young-adult’-nya entah kenapa sampai akhir cerita pun kurang kerasa. Beth dan Rick memang digambarkan berusia 20 tahunan. Dan sikap Beth yang terlalu cinta pun menggambarkan bahwa Beth masih dewasa muda. Tapi ya gak tahu kenapa juga, mungkin karena latar cerita awalnya banyak digambarkan di lingkup pekerjaan.

Oiya, beberapa hal lagi yang menyenangkan ketika baca novel ini adalah banyak nama makanan yang bikin penasaran, judul film yang bisa jadi rekomendasi buat ditonton, dan ada beberapa lagu juga, apalagi lagu Canon in D Mayor itu.

And… one more thing that surprise me! Penasaran dengan maksud dari penempatan lagu Ed Sheeran yang di awal, ternyata terjawab di bagian akhir.

Novel ringan dengan pesan yang cukup mendalam. I definitely will read "Pay it Forward" and another Emma Grace's novels in the future. Thanks, Mbak Emma!

Anyway, I will give my thanks to Beth and Rick too! The best thing about reading book for me is like I got more stories to learn from someone else’s life.

“Kau yang memberitahuku supaya tidak melakukan hal yang tidak ingin kulakukan hanya karena orang lain. Maksudku, itu pasti berlaku sama dengan pendirian, bukan? Tidak mengiyakan pendapat orang yang tidak kusetujui opininya, hanya karena aku sungkan?” 

“Waktu bukanlah sesuatu yang absolut. Dan setiap orang memiliki jam digital mereka masing-masing.” 

“Ketika kau peduli pada seseorang, terluka adalah syaratnya. Terluka merupakan satu bagian yang akan kauterima dan pasti kauterima.”

 PS: Terima kasih banyak untuk Mas Ijul (@fiksimetropop) dan Mbak Emma (@emmagrac3) yang sudah memberi kesempatan untuk ikut dalam kegiatan #BBM_ReWrite ini. Thanks a lot! Untuk Mbak Titin (@agustine_w) juga terima kasih untuk baca bareng seminggu ini. Semoga bisa ketemu suatu saat!

Saturday, July 11, 2015

Hujan Bulan Juni dan Lebaran Bulan Juli

Hujan bulan Juni, lebaran bulan Juli.
Di antara bulan-bulan itulah 10 jari tanganku kembali menari.
Rasanya sudah sekian lama sampai aku menulis kembali.
Di Ms. Word dalam laptop yang secepatnya harus diganti.
Namun aku sadar kadang yang belum terlalu rusak, jangan terlalu cepat dikhianati.
Karena, masalahnya, laptop ini penuh dengan tumpahan asa dan privasi.
Ah, begitukah caraku menikmati akhir bulan Juni?

Ngomong-ngomong, ini sudah bulan Juli.
Lebaran di depan mata, tapi ada saja yang menganjal hati.
Mama sudah mulai membuat kue kering dan parsel untuk diberi.
Sedangkan sudah beberapa tahun ini aku sadar, baju baru bukan lagi hal yang penting untuk dibeli.
Tinggal beberapa hari lagi untuk bertemu sanak saudara di hari raya tahun ini.
Lebaran bulan Juli.

Hujan di bulan Juni, seperti puisi karya Pak Sapardi.
Aku mengingat beberapa bulan lalu menjelang UN, kuhapal puisi ini.
Agar tahu makna dan kucoba untuk menginterpretasi.
Namun, ternyata puisinya tidak keluar di soal yang ku cintai.
Aku bohong soal mencintai.
Ah, rasanya sudah lama UN berlalu dan sekarang aku jadi pengangguran sendiri.

Kadang aku berpikir, bagaimana caranya tetap tersenyum saat hati tertusuk peniti?
Aku ingin tetap tabah seperti hujan bulan Juni.
Dan berbahagia mengingat lebaran ada di bulan Juli.




Tuhan memang punya penuh rencana yang mengiringi.
Misalnya dengan menggandakan kebahagiaan para manusia menjelang bulan yang berbahagia ini.
Hujan selalu penuh dengan misteri.
Lebaran penuh dengan opor dan ketupat serta sesekali kembang api untuk selebrasi.
Atau dengan menghadirikan kenyataan bahwa kita bisa bertemu keluarga jauh setahun sekali.
Semuanya diciptakan untuk membuat kita berseri.
Agar dunia damai terkendali.

Terima kasih hujan bulan Juni, kamu telah mengajari.
Bahwa ada keindahan setelah tumpahan air itu merembes ke tanah yang digali.
Atau juga jika kita mau lebih mencermati.
Indahnya berkumpul dengan keluarga di lebaran bulan Juli.

Oh, rasanya tulisan ini harus kusudahi.
Intinya ialah, sudah sekian lama semenjak aku menulis kembali.
Sedikit menumpahkan curahan hati.
Namun tetap penuh dengan bahagia karena hujan di bulan Juni.
Dan lebaran yang tahun ini ada di bulan Juli.
Karena begitulah yang diajarkan sang Ilahi.
Berbahagia dengan berbagi.
Maka cahaya akan mengisi sanubari.


Curahan hati seorang calon istri.
Calon istri masa depan maksudnya, lima sampai sembilan tahun lagi.
Di sebuah kota tempat nikahnya anak Pak Jokowi, 8 Juli.

Friday, July 3, 2015

Dua Belas Tahun #TerusBergegas dan Bermain Bersama Gagas

Hallo!


Gak kerasa ya. Rasanya baru kemarin aja nungguin seharian timeline Twitter gara-gara #11TanpaBatas-nya GagasMedia. Eh, sekarang udah #TerusBergegas aja. Happy birthday, GagasMedia!

WELL, YANG BIKIN TAMBAH MENYENANGKAN ADALAH:

KADO UNTUK BLOGGER HADIR LAGI!

YEEEEEEAAH!

Anyway, GagasMedia memang baik. Mereka yang ulang tahun, mereka yang kasih hadiah ke kita. Syaratnya cukup jawab 12 pertanyaan aja. Asik banget kan, kayak jawabin bulbo jaman Friendster gitu.



Sebutkan 12 judul buku yang paling berkesan setelah kamu membacanya!

Berkesan itu bisa kesan baik dan buruk ya. Cuma untuk menyebarkan hal-hal baik selama Ramadhan (ehem), so here are my list of 12 books (in no particular order) with good impression that is SO GOOD and unforgettable.

1. Restart – Nina Ardianti
2. Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1990 – Pidi Baiq
3. Sunshine Becomes You – Ilana Tan
4. Catching Fire – Suzane Collins
5. Girls in the Dark – Akiyoshi Rikako
6. CoupL(ov)e – Rhein Fathia
7. Looking for Alaska – John Green
8. Daun Muda – Melody Violine
9. Ã‰clair – Prisca Primasari
10. Mere Matkadevi (dan 123 karakter lainnya) – Tulus Ciptadi Akib
11. Sabtu Bersama Bapak – Adithia Mulya
12. The Infamous – Silvia Arnie

P.S: Sengaja satu penulis, satu judul. Ternyata susah yang milih 12. Yang berkesan ada banyak nih.

P.S.S: Nah, karena saking berkesannya, kemungkinan judul-judul buku di atas akan banyak muncul di pertanyaan berikutnya.


Buku apa yang pernah membuatmu menangis, kenapa?

BANYAK, HEHEHEHEHE, gak sih. Baca Sabtu Bersama Bapak nangis, baca Priceless Moment – Prisca Primasari juga nangis. Baca Chronicles of Audy: 4R – Orizuka, ada satu part yang bikin nangis. Terus, baca Sunshine Becomes You sama Looking for Alaska juga sempet nangis. Yap, segitu emosionalnya ya.

Tapi, ada satu buku yang bikin nangis banget sampai pas re-read kedua pun tetep nangis juga. Yaitu: Waktu Aku Sama Mika – Indi


Gak tau juga kenapa kok nangis segitunya. Mungkin karena kayak lagi baca diary seseorang (memang ini diary-nya kak Indi sih) dan Mika kan nyata. Kisahnya nyata dan dikemas menyenangkan. Bahasanya kayak kita banget kalau nulis diary, lincah, jujur, polos gitu, jadi aja nangis sesengukan. Nah, yang bikin heran, pas baca bukunya nangis, tapi pas nonton film-nya gak nangis deh. Mungkin kalau sekarang re-read lagi, gak akan nangis, duh, hehehe, bukan gak akan nangis sih, tapi gak mau nangis lagi.


Apa quote dari buku yang kamu ingat dan menginspirasi?

From The Not So Amazing Life of @aMrazing – Alexander Thian, page 116.

“Padahal, menilai orang dari kulit luar sebenarnya kan jahat. Kita nggak memberi kesempatanke diri kita untuk mengenal lebih jauh. Kita cuma melihat apa yang ingin kita lihat, bukan melihat apa yang seharusnya kita lihat. Kita lupa, beauty is only skin deep.”
Ngena banget ya? First impression itu perlu, tapi jangan jadikan itu sebagai satu-satunya cara menilai orang lain. Kita kan belum tahu kulit dalam orang itu kayak apa. Kebanyakan dari kita, lebih seringnya memang Cuma mau melihat apa yang pengin kita lihat aja, terus mengabaikan apa yang harusnya kita lihat. Padahal kayak gitu gak bagus kan. Wah, wah, waaaaaah.


Siapakah tokoh di dalam buku yang ingin kamu pacari? Hayo, berikan alasan kenapa kamu cocok jadi pasangannya. Hehehe.

Ada dua.

1. Fedrian Arsjad (Ian) dari Restart. Simply because dia menyenangkan banget, wahai artis ibukota namun tidak sombong dan sayang keluarga. Tapi kalau ditanya kenapa aku cocok jadi pasangannya, sekarang jawabannya sih aku gak cocok sama dia. Biarin aja Ian sama Syiana, aku hanya bisa mencintai dia dari jauh aja.

2. Dilan! Kalau Milea punya Dilan tahun 1990 dan 1991, aku pengin punya Dilan tahun 2015 dan seterusnya. Mungkin banyak deh penggemar Dilan di luar sana (memang dia ini pacar semua umat), karena gimana ya, dia itu tipe bad boy tapi berakhlak mulia. Kenapa aku berpikir kita cocok (hehehe agak geli nulisnya), karena Dilan tipe humoris banget dan aku suka. Karena Dilan memberi bukti, bukan janji. Karena Dilan pemberani dan sayang orangtua. Segitu sukanya.

Pokoknya aku berdoa, ya Allah, tolong dekatkan jodohku. Laki-laki yang lucu dan menghibur seperti Dilan dan berperawakan seperti Ian dalam banyanganku, ya Allah. Aamin.


Ceritakan ending novel yang berkesan dan tak akan kamu lupakan!

Mau cerita ending novel Catching Fire, tapi pasti udah banyak yang tahu ya. Cuma itu berkesan banget memang, “Tidak ada lagi distrik 12, Katniss.” Dan jeng jeng jeng, terima kasih infonya, Gale.

Atau cerita ending Girls in the Dark yang gak ketebak banget. Tapi jangan deh, serem.

Jadi, aku mau cerita ending novel The Infamous – Silvia Arnie aja. Ending-nya sih hero dan heroin-nya bersatu seperti cerita romance kebanyakan, happy ending. Yang bikin berkesan itu, cerita si Andriana dan Aya di akhir, dan terciptalah judul novel The Infamous. Oke, spoiler nih, dari awal Adrianna (Adri) dan Aya sahabatan, lalu kehidupan Adri berubah menyedihkan. Adri sering curhat sama Aya layaknya sahabat. Tapi kenyataannya gak gitu, they were never really friends, gitu kata Adri. Tahu siapa ya bikin Adri sedih?! YAA, si AYA! Hhhhh, pengin marah.

Jadi blurb dan judul The Infamous ini terkhususkan buat Aya, padahal dari awal tokoh utamanya adalah Adri. Intinya, yang bikin berkesan adalah aku telat menyangka kalau ceritanya bakal seperti itu dan kecohan judul dan sinopsisnya oke banget. Meski ending-nya tetep happy sih, si Aya dan Adri maafan, cuma tetep aja ya kan kaget di hampir ending.


Buku pertama GagasMedia yang kamu baca, dan kenapa kamu memilih itu?

Sebelumnya aku mau cerita (ehem) (ehem), jadi dulu itu (sekitar umuran SD atau SMP) kalau beli buku atau novel gak mikirin deh apa penerbitnya. Blurb bagus, beli. Cover bagus, beli. Judul bikin penasaran, beli. Tentu maksudnya beli-beli itu kalau lagi ada uang dan diijinkan orangtua ya.

Jadi buku GagasMedia pertama yang aku baca setelah aku tahu tentang penerbit, jawabannya adalah: Heaven on Earth – Kaka HY (2011). Kenapa pilih itu? Dulu belum kenal goodreads, jadi blurb adalah nomor satu. Yap, tentunya gara-gara blurb-nya yang menjanjikan. Selain itu, karena cover-nya cantik banget pada saat itu, sangat memikat mata dan hati (GagasMedia memang juara!). Dan tentunya karena GagasMedia, aku percaya banget waktu itu kalau GagasMedia gak akan mengecewakan. Dan, ya memang gak mengecewakan sih. Btw, novel yang aku beli ini udah cetakan keempat di tahun yang sama dengan cetakan pertama, wow!

Namun, jika diberesin lebih bener lagi koleksi buku di rumah, ternyata buku GagasMedia yang pertama aku baca adalah: Gemala dan Rumah Kayu Oak – Alif Ra’ain (2007)! Iya! Aku kaget pas tahu itu buku terbitan GagasMedia. Jadi seneng deh, hehehe. Dulu memutuskan untuk beli dan baca itu karena judulnya menjanjikan banget, buat kepala anak SD, tentu judul dengan format “(insert nama tokoh) dan (insert benda apapun di sini)”, bakal bikin penasaran. Lalu aku beli, itu pun beli di obralan, jadi tambah seneng deh, hehehe. Aku gak begitu inget sih ceritanya gimana, tapi ini cerita fantasi dan bagus kok.




Dari sekian banyak buku yang kamu punya, apa judul yang menurutmu menarik, kenapa?

Yakin deh, pasti banyak yang jawab ini.



Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri – Bernard Batubara. Kan, dari judulnya aja udah rusuh minta dibaca. Pertama lihat judulnya aja di kepala bakal udah banyak tanda tanya. “Kenapa? Kok bisa? Iya, gak ya? Apa iya? Ini tentang apa sih?” dan seterusnya. Ayahku aja sampai protes kenapa aku punya buku ini, dikira ini buku cara bunuh diri gitu deh.


The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of the Window and Disappeared – Jonas Jonasson. Sama kayak yang di atas, judulnya rusuh banget, mana panjang banget, bingung juga kalau ditulis di Twitter, ngabisin karakter tweet. Tapi ya, itu lah yang bikin menarik dan gampang dilirik.
Jadi intinya, judul buku yang menarik menurutku itu yang panjang kayak kereta dan rusuh bikin bertanya-tanya di kepala pengin tahu ceritanya.


Sekarang, lihat rak bukumu.. cover buku apa yang kamu suka, kenapa?

Karena disuruh lihatnya rak buku, berarti buku yang dipunya aja ya, yang hasil pinjeman gak dihitung.

Balada Ching-Ching dan Balada Lainnya – Maggie Tiojakin

Time After Time – Aditia Yudis

Simple, gak ribet desain-nya. Hanya satu (atau beberapa warna) aja yang ditonjolkan, jadi lihatnya enak. Fokus judul dan nama penulisnya gak kebagi-bagi sama warnanya gitu deh. Khusus yang Time After Time, tambahan alasan, karena kalau dilihat adem, hijaunya bikin kangen, pengin makan lalapan.


Tema cerita apa yang kamu sukai, kenapa?

Pertama, yang paling aku suka adalah romance (eh, ini mah genre?). Romance-comedy apalagi. Tapi romance yang gak cinta-cinta doang isinya. Harus ada arti hidup dan makna menikmati dunia (halah). Nah, tapi seiring perkembangan hidup dan jaman, ada kalanya bosen baca romance, lalu pilihan keduaku adalah tema keluarga dan persahabatan (yang ada romance juga sih dikit-dikit). Paling suka fatherhood gitu, makanya aku suka banget Sabtu Bersama Bapak dan Priceless Moment.

Ehem, ehem, bukan apa-apa, tapi cuma mau bilang aja, yang aku suka dari GagasMedia, kalau nerbitin buku itu bertema, jadi setelah nyicip satu buku dengan tema itu, gak bingung lagi buat nyari tema serupa. Untuk fatherhood, selain dua novel itu, masih ada Happily Ever After – Winna Efendi, tapi aku belum baca nih.

Untuk tema persahabatan, tentunya aku suka karya Enid Blyton, apalagi yang Malory Towers the Series! Terus juga suka Tomodachi – Winna Effendi atau Singapore Begins – Agata Barbara.

Ya, udah. Supaya gak OOT, intinya aku suka tema keluarga dan persahabatan. Kadang aku suka fantasi, tapi lain waktu itu gak semua fantasi cocok sama aku. Tapi aku seneng, karena dikala bingung mau baca apa, tema romance selalu ada, hahaha.


Siapa penulis yang ingin kamu temui, kalau sudah bertemu, kamu kamu apa?

Walau yang ini hanya angan-angan, paling pengin ya, Enid Blyton, mau berterima kasih aja sudah menghasilkan karya luar biasa yang nemenin jaman kecil dan bikin aku sadar kalau membaca itu menyenangkan.

Ono Eriko (ini komikus sih), mau bilang, “Tolong bikin Miiko dan teman-teman versi gede atau SMA deh gak apa-apa dalam satu volume aja, tetep dengan keseruan dan kelucuan jaman kecil gitu. Terima kasih, arigatou gozaimasu.”

Buat penulis Indonesia, mau ketemu Ilana Tan dan Prisca Primasari. Aku pasti speechless nih, jadi aku cuma mau duduk di antara peserta-peserta diskusi lain, mendengarkan mereka talkshow ngomongin bukunya masing-masing dan bercerita gimana menulis mengubah hidup mereka. Terus, kalau ada sesi tanya jawab, aku mau tanya tentang gimana caranya bikin latar luar negeri tapi gak maksa, duh bagus banget sih mereka kalau bikin cerita. Lalu, kan biasanya, ada sesi tanda tangan dan foto, ya aku mau minta tanda tangan dan foto dengan senyum lebar.


Lebih suka baca e-book (buku digital) atau buku cetak (kertas), kenapa?

Buku cetak for the waaaaay! Aku selalu bayangin, di rumahku nanti bakal ada satu ruangan dengan lemari tinggi dengan cat tembok cerah dan isinya buku-buku. Dibayanganku, kalau orang bilang ‘buku’, ya kumpulan kertas-kertas yang dibundel jadi satu, bukan file di komputer.

Aku selalu suka lihat tumpukan buku. Aku suka buka-buka halaman buku. Suka lihat foto-foto orang pamer punya banyak buku.

Sejujurnya lagi, aku jarang bisa nyelesain baca e-book. Yap, I don’t like e-book, I LOVE paperbook!


Sebutkan 12 kata untuk GagasMedia menurutmu!


Ceria, Unstoppable, Berwarna, Inspiratif, Setia, Kekinian, Gaul, Friendly, Unforgotten, Heartbreaker, Infinite, dan Cekatan.


Well, menurutku GagasMedia merupakan penerbit buku yang paham jaman dan mengerti akan keinginan pembacanya. Kebanyakan buku yang diterbitkan GagasMedia bikin susah lupa. Dengan tema dan genre yang terus berkembang dan kreativitas kru-kru di balik layarnya itu tanpa batas banget! Makanya kadang-kadang GagasMedia bikin sakit hati karena selalu nerbitin buku bagus, padahal uang jajan ini kan gak selamanya ada terus. Eits, tapi, justru dengan itu, GagasMedia juga menginspirasi, untuk terus menabung biar dapat buku-buku yang dimau. Iya, kan?

Sekali lagi, happy birthday, GagasMedia! #TerusBergegas memberi informasi yang tanpa batas di umur yang kedua belas!

Thursday, July 2, 2015

New Authors Reading Challenge: Mei - Juni Progress


New Authors Reading Challenge Update!

Level: Easy (1-15 books)
Level tambahan: What's in a Name & Support Local Author


MEI

1. On a Journey - Desi Puspitasari 
(support local author)


Tentang penulis patah hati yang memutuskan untuk pergi entah kemana dengan sepedanya, mengobati rasa sakit hatinya. Di sana kemudian dia bertemu orang-orang yang sedikit banyak menginspirasi hidupnya.
Dua setengah bintang.


2. Sparkle - Eve Shi
(support local author)


Idol grup yang terdiri dari 16 personil dengan masalah yang menimpanya. Kisah keluarga, persahabatan, cinta, dan misteri penggemar yang mencurigakan. 
Tiga bintang.


3. Reborn: Karena Setiap Orang Membutuhkan Kawan Bicara - Ifnur Hikmah & Harninda Syafitri
(support local author)


Dua orang yang bertemu dan mencoba berdamai dengan masa lalu. 
Tiga bintang.



JUNI

4. Singapore Begins - Agata Barbara (review)
(support local author)


Kisah 5 orang beda negera yang dipertemukan dalam satu rumah kost di Singapore. Walau merasa terbuang, mereka akhirnya pun sadar, pasti ada hal baik dibalik setiap keputusan.
Tiga setengah bintang.

5. Duet - Angela Marchelin, Nita Ramadhita, Ryvannafiza
(support local author)


Tiga novella dengan latar Korea, pemenang Korean Story Contest 2012. Menyuguhkan cerita yang berbeda dan penuh dengan haru dan tawa.
Tiga bintang.


YUP! Cuma segitu yang berhasil ditempuh dalam 2 bulan. Semoga setengah tahun kedepan bakal lebih baik lagi. Ciao!

Wednesday, July 1, 2015

Wishful Wednesday #7: Surprise


The book that I've been waiting for.
Now it's come and surprise me!

DILAN BAGIAN KEDUA
Dia adalah Dilanku Tahun 1991

WHOOOOAH


Bisa dibeli di: bukabuku

Blurb:

“Jika aku berkata bahwa aku mencintainya, maka itu adalah sebuah pernyataan yang sudah cukup lengkap.”
—Milea
“Senakal-nakalnya anak geng motor, Lia, mereka shalat pada waktu ujian praktek Agama.”
—Dilan

Alasannya apa kok mau banget? Ya, ini Dilan-nya Pidi Baiq gitu. Kisah pacar idaman akhirnya diterusin sama penulisnya.

Saya gak nyangka secepet ini. Lama sih sebenernya dari buku yang pertama. Tapi saya kira mungkin terbitnya masih sekitar akhir Juli, tapi.. tapi.. tapi.. awal Juli udah terbit!

YAAASH!

Seneng sih, cuma timing-nya kok ya pas setelah saya baru borong buku, jadi untuk Dilan 2 ini harus direm dulu, mungkin setelah lebaran. Tapi kalau ada yang mau beliin sekarang juga boleh sih (ehm) (siapa hayo) (gak ada sih kayaknya) (yaudah), soalnya ada TTD like whaaaaat. Pidi Baiq gitu lho mau banget kan.

Tapi saya percaya, kalau rezeki gak akan kemana.

Pokoknya Dilan, tunggu saya jemput kamu ya! Bye, bye!

Join WIshful Wednesday too, here.

Tuesday, June 30, 2015

Comic Review: Hai, Miiko! Volume 1


Hai, Miiko! Volume 1
Komikus: Ono Eriko
Penerbit: PT Gramedia (M&C!)
Penerjemah: Widya Winarya
Editor: Marin Hermanto
Cetakan kesebelas, 2010.

Blurb:
Miiko ngambek karena tidak dibelikan sweater merah idamannya, ia pun kabur dari rumah. Dalam perjalanannya, ia mendapat suatu pengalaman menarik…
Yuhuuu! Pasti sebenernya udah banyak yang baca atau setidaknya tahu tentang si Miiko ini. Yap, sama kayak kebanyakan orang, saya pun jatuh hati sama Miiko. Mulai ngoleksi sekitar tahun 2009-ish, lupa deh. Pokoknya waktu itu majalah BOBO kasih bonus beberapa part cerita dari Hai, Miiko! Volume 19 dan dari situ saya langsung suka lalu mulai baca dan mengoleksi semua serinya. Nah, rencananya mulai sekarang (harusnya dari bulan Januari yang lalu), mau re-read dan review, hahaha. Wish me luck!

So, here we go. Mulai dari volume 1.

Ada 8 cerita di volume ini. Nah, tentunya karena ini volume 1 jadi Ibu Ono Eriko gak mau bikin kita bingung. Sebelum mulai cerita, kita akan disuguhkan dengan perkenalan terlebih dahulu. Jadi, sebelum dibukukan, Miiko pernah jadi karakter cerita di majalah Pyong-Pyong. Karena animo masyarakat Jepang yang heboh, akhirnya cerita-cerita lepas ini dibukukan deh, lalu terbit dengan judul “Namaku Miiko!” (yang hanya ada 4 volume). Setelah itu, Pyong-Pyong bubar dan digantikn majalah Ciao. Dari majalah Ciao itu lah, komik “Hai, Miiko!” mulai muncul volume 1-nya di tahun 1995.

Sekarang, lanjut review ke kumpulan ceritanya.

Cinta Pertama
Berkisah tentang Mari-Chan (sahabat Miiko) yang ketar-ketir lagi naksir dengan teman sekelas mereka, Aoyama. Kebetulan besok liburan kelas, Mari minta bantuan Miiko untuk ngedeketin dia dengan Aoyama  supaya Mari bisa mengatakan perasaannya. Tapi ya namanya juga Miiko ya, hehehe. Walaupun Mari berhasil, tapi dia tetep sedih nih.
Lucu deh, ya soalnya ini Miiko gitu (??) udah pasti lucu. Cara Mari-Chan nyatain cintanya juga lucu.

Tappei Pergi?!
Ada clue-clue kayaknya Tappei mau ikut pindah sama orangtuanya. Lalu Miiko dan teman-teman pada sedih deh. Bahkan Miiko sampai nangis di depan Tappei.

Orang Aneh di Sebelah
Nomura Yoshiki, murid pindahan baru. Anaknya pendiam dan keliatannya agak judes. Karena ada rotasi tempat duduk di setiap catur wulan baru (iya! Kan tahun 1995, jadi namanya masih catur wulan), ternyata Miiko kebagian duduk di sebelah Yoshiki. Waktu pelajaran bahasa, Miiko lupa bawa buku. Waktu dia bilang ke Yoshiki minta lihat berdua, Yoshiki nolak judes gitu. Miiko jadi jiper. Eh, penghapus Miiko malah jatuh ke deket Yoshiki. Miiko takut untuk minta tolong ke Yoshiki, alhasil dia berusah sendiri ambil sampai kakinya keseleo.

Papa Pergi Dinas Luar
Memang susah punya orangtua yang semuanya bekerja. Apalagi waktu papa pergi dinas ke luar. Miiko dan Mamoru harus bantu Mama ngurusin kerjaan rumah. Tapi ya, kalau rajin sih namanya bukan Miiko kan.

Air Mata Mari-Chan
Cerita ini ada 2 bagian yang saling bersambung. Gitu deh memang kalau di Miiko, kalau ceritanya terlalu panjang, bakal dibikin 2 bagian yang letaknya juga bersambungan. Kurang ngerti juga kenapa harus dibagi 2, karena toh dilanjutin juga gak akan apa-apa. Atau karena biar kesannya gak terlalu panjang dan jumlah cerita tiap volume-nya konstan? Mungkin.
Nah, dicerita ini kita akan ketemu teman-temannya Miiko dan Mari-Chan yang lain. Mereka sebel sama Mari-Chan karena sikapnya yang terlalu bossy. Miiko jadi bingung, harus pilih sama Mari-Chan atau teman-temannya yang lain.

Jaket Merah Muda
Namanya komik anak-anak, pasti bebas fantasinya mau kemana aja. Di cerita ini, Miiko ceritanya ngambek sama mamanya karena gak dibeliin jaket yang dia mau. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari rumah dan bluuuuuur! Tiba-tiba suasana kotanya jadi 23 tahun yang lalu, waktu umur mamanya baru 12 tahun.

Miya dan Gadis Salju
Ini cerita lepas dan gak masuk ke kehidupan Miiko sebenarnya. Jadi ini kayak cerita jaman dulu yang penuh leganda. Ada gadis salju yang mencari teman. Kalau ada anak yang ia sukai, dia langsung menculik dan membekukan hati anak itu seperti es. Nah, kali ini bagiannya Tappei (yang dicerita ini dinamai Peta). Miiko (atau Miya dicerita ini) tentunya gak mau temanny diculik, jadi dia akan menolong Peta dari si Gadis Salju.

Berjuanglah Tako
Cerita yang gak ada Miiko-nya sama sekali. Mungkin maksudnya untuk bonus. Ceritanya ada gadis bernama Tako, dia tinggi tapi suka gak pede. Alhasil, tim basketnya jarang sekali menang.  Nah, temannya si Chizumi ini pengen dong sekali-kali timnya menang, jadi dia cari akal gimana cara membangkitkan kepercayaan diri Tako.

Yap, gitu deh cerita Miiko. Lucu, menghibur, bahkan gak akan bosen mau di-reread sampai berapa kali pun. Di volume ini, buat yang udah baca volume awal sampai volume 5 ke atas, pasti juga tahu deh. Perawakan rambut Miiko agak beda sama yang Miiko volume atas. Mulutnya sih tetap lebar ya, ahahahahaha.

Selalu suka caranya Bu Ono Eriko gambar. Tokohnya dibuat komikal banget, bikin ngakak. Kalau lagi bayangin berjuang atau semangat gitu malah dibuat cantik kan, jadi suka.
3 of 5 stars.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...