Milea: Suara dari Dilan
Penulis: Pidi Baiq
Editor: Andika Budiman
Pastel Books, 2016.
"Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu."
1.
Sejujurnya, senang sekali buku yang ini akhirnya terbit juga. Menjawab rasa ketidakpuasan dari buku yang kedua (i still like it tho), buku ketiga ini apaya.. lebih dewasa dan memang penuh dengan jawaban.
Merangkum kejadian dari 2 buku sebelumnya yang sudah diceritakan dari sudut pandang Milea, kini Dilan ingin bercerita juga dan membagi kisah dari sudut pandangnya juga.
2.
Mungkin kesannya jadi bias banget, karena aku memang fan-nya Dilan hehehe! Tapi memang buku ini dewasa banget. Dilan berusaha meyakinkan pembaca kalau apa yang dia lakukan dahulu itu memang ya perlu dimaklumkan karena dia masih remaja. Apa yang dia lakukan dahulu, dia jadikan pelajaran bahwa gak semua cerita berakhir manis gitu (?)
Baca buku yang ketiga ini tanpa baca kedua buku sebelumnya, dijamin kamu bakal bingung. Karena banyak cerita yang di sini hanya ditulis 'seperti yang sudah Milea ceritakan dalam bukunya' gitu.
3.
Gaya tulisannya sih masih Pidi Baiq banget. Dan oh ya, di sini keluar juga nama-nama tokoh baru! Hahahaha. Jadi memang benar ya, perspektif orang berbeda-beda.
Sekali lagi, aku jatuh cinta dengan Dilan. Tapi jatuh cinta yang berbeda. Kalau dulu, aku seperti ingin punya pacar kayak Dilan. Sekarang, masih sih, tapi aku jatuh cinta karena Dilan bikin aku sadar kalau masa muda itu masa yang indah dan gak boleh disia-siakan beserta alasan-alasan lainnya.
4.
Labelnya sih 'novel remaja' dan aku juga pernah baca review orang lain tentang cerita Dilan ini teenlit banget. Memang sih, ini cerita tentang cintanya anak SMA. Tapi menurutku, di buku yang ketiga ini dibuktikan, novel remaja penuh cinta tapi isinya dewasa. Soalnya ini diceritakan dari sudut pandang orang dewasa yang menceritakan masa remajanya. Tentu dia punya penyesalan dan pemakluman.
Baca kisah Dilan dan Milea ini bikin adem.
Dan aku bersyukur Pidi Baiq katanya gak mau ngangkat cerita ini jadi film. Soalnya, walaupun katanya ini kisah nyata (?) aku cuma mau kisah Dilan ada dalam imajinasiku aja, gak mau divisualisasikan, takut kecewa lol.
5.
Aku suka puisi-puisi yang ada di buku ini. Mungkinkah ada kesempatan diterbitkan buku puisi karya Dilan dan Milea suatu hari nanti?
"Terima kasih, Lia. Terima kasih dulu kamu pernah mau."
No comments:
Post a Comment