"With peaks of joy and valleys of heartache, life is a roller coaster ride, the rise and fall of which defines our journey. It is both scary and exciting at the same time." - Sebastian Cole

Thursday, June 25, 2015

Singapore Begins


Judul: Singapore Begins
Penulis: Agata Barbara
Penerbit: Ice Cube Publisher
Cetakan pertama, April 2015.


Blurb:
“Tepparapol Goptanisagorn.” 
“Hah?” ujar Kanna spontan tanpa dia sadari. 
“Namaku. Tepparapol Goptanisagorn,” sang cowok mengulangi, kali ini dengan sedikit lebih lambat. 
Kanna mengerjap. Tep… teppa… Gopta… “Apa?” 
Kanna tahu dia bukan anak kesayangan Mama-Papa, tapi dibuang ke Singapura tidak pernah ada dalam rencana hidupnya. Namun apa boleh buat, hasil tes kepribadiannya yang minus membuat keputusan orangtuanya tak dapat diganggu gugat. Dan di sinilah Kanna akan tinggal sekarang, di sebuah rumah kos bersama empat orang lainnya dari empat negara berbeda pula. Baru saja menginjakkan kaki di sana, Kanna sudah disambut oleh ibu kos superheboh. Dia juga harus berbagi kamar dengan gadis bule yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengannya. Oh, dan suara tangisan siapa itu dari lantai dua? Cuma setahun, sih, tapi bagaimana cara Kanna bertahan kalau menyebutkan nama salah satu housemate-nya saja sudah begitu sulit?

Ini pertama kalinya saya baca YARN dan kayaknya saya membuat pilihan yang tepat dengan memilih Singapore Begins sebagai pengenalan untuk seri YARN ini. Yey!


Berisikan cerita tentang moral dan persahabatan yang kental, Singapore Begins membuat kita berkenalan dengan 5 orang sahabat beda negara yang disatukan dalam satu rumah kost di Singapura. Dengan kepribadian masing-masing, 2 cewek 3 cowok yang tinggal bersama ini berhasil belajar sesuatu dari ‘pengasingan’ mereka di Singapura.

Meet the gang:

1. Kanna Hartono, cewek tomboy asal Indonesia. Sering dikira orang Jepang karena namanya. Dikirim ke Singapura oleh orang tuanya untuk belajar dan mencari teman, karena tes psikologinya mengatakan kalau kemampuan mengekspresikan dirinya kurang. Kanna terlalu tertutup, dingin, dan mandiri. Namun Kanna merasa alasan itu hanya untuk memperkuat tindakan orangtuanya untuk membuangnya jauh dari rumah.
2. Sally Christina Wilfred, bule Amerika. Cantik, tinggi, putih, bermata hijau, dan berisik. Tipikal cherish-girl yang menyenangkan. Kadang-kadang (bahkan lebih sering) terlalu drama, namun selalu ceria kayak hidupnya gak banyak masalah.
3. Kim Joon Hee, cowok tampan Korea dengan mata hitam bulat, hidung mancung, dan rambut hitam kecoklatan. Joon Hee memiliki orangtua yang posesif, namun pasti ada alasan tersendiri kenapa dia memutuskan pindah ke Singapura. 
4. Paresh Abharana, cowok iseng dan kelebihan energi yang berasal dari India. Mungkin kalau di sekolah-sekolah gitu dia tipikal badut kelas dengan segala ide jailnya.
5. Tepparapol Goptanisagorn, atau disingkat G. Cowok tinggi dari Thailand dengan segala ke-terlalu-berlebihan-dan-heboh-nya.

Dan Jun, beserta tokoh-tokoh lain yang turut menyemarakan cerita.

Isi novelnya fun dan kekinian deh, hahaha. Bakal nemu nama film, buku, bahkan drama korea yang lagi digandrungi banget untuk jaman sekarang. Dan kayaknya udah lama deh gak baca cerita persahabatan kayak gini. Meski awal-awalnya mikir mungkin kalau tokoh-tokohnya dijadiin anak SMA bakal lebih asik. Tapi terus, gak jadi deh, jadi anak kuliahan juga udah asik. Well, awalnya juga agak bingung ini ceritanya mau tentang apa ya garis besarnya, apakah pengasingan dari orang tua, apa pembuktian pembelajaran masa lalu atau gimana, eh ternyata kayaknya ini bergaris besar tentang cyber-bullying yang baru ada di pertengahan cerita. Tapi tentunya juga dibalut dengan kisah-kisah masa lalu para tokoh yang menjadikan mereka akhirnya tinggal dalam satu rumah di Singapura. Dan buat yang suka romance, jangan khawatir, novel ini walaupun YARN, tetep ada kisah cintanya kok walau sedikit (tapi porsinya sangat cukup) (cukup bikin penasaran).

Tentang cerita dengan tokoh yang berbeda kewarganegaraan, suka sih penulis menghadirkan 5 tokoh (bahkan 6 atau 7 malah) dari negara berbeda dan kita juga sempet dikasih adegan culture-shock. Terus suka juga kerena penulis sempet-sempet menyelip kebiasaan dari negara-negara itu, jadi bisa nambah pengetahuan. Nah, masalah tokoh, menurut saya si Kanna ini terlalu pinter dan tahu segalanya (lha) (bilang aja iri) hahaha. Jadi kurang suka Kanna, tapi I love Sally dan Jun! Sayang Jun kurang banyak porsinya. Juga, cerita di novel terlalu berpusat sama hubungan Kanna – Sally dan Kanna – Joon Hee. Maksudnya, novel ini bakal lebih seru kalau adegan Kanna – G atau Kanna – Paresh juga sebanyak Sally dan Joon Hee. Jadi kayak pembaca mengenal G dan Paresh cuma dari narasi Kanna aja, gak terlalu banyak percakapan antara mereka. Bahkan pas mengetahui masa lalu aja, bagian Sally dan Joon Hee ada percakapannya, sedangkan G dan Paresh Cuma dinarasikan aja. Tapi gak apa-apa, tetep suka cerita persahabatan kayak gini.

Suka juga sama ending-nya. Suka sama selipan-selipan moral yang tetep menyenangkan saat dibaca. Suka sama gaya menulisnya dan kayaknya ini kebanyakan dari pengalaman penulisnya ya? Suka deh pokoknya. OH, iya! Dan suka juga sama cover-nya.

Tapi ada satu pertanyaan yang mengganjal (halah), ngompres orang demam itu pakai air es atau air hangat sih? Di novel ini pakai air es, sempet googling katanya pakai air hangat, tapi terus nanya ke seseorang jawabannya pakai air es juga. Wah, harus nanya dr. Oz nih!

I’m looking forward to read another YARN-novels!

3,5 of 5 stars.
“Dan orang yang sulit untuk memercayai siapa pun.. akan memercayai sahabat-sahabatnya seumur hidup.” - Kanna 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...