Judul: Kismet
Penulis: Nina Addison
ISBN: 978-602-03-1487-7
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Editor: Dini Novita Sari & Harriska Adiati
Tebal: 296 halaman
Cetakan pertama, 2015.
Blurb:
kismet//takdir//destiny. Kata yang melibatkan semacam rahasia kosmik, yang memberi letupan kejutan di sana-sini dalam hidup seseorang, menggiringnya ke tempat ia seharusnya berada.
Konsep itu menggelikan bagi Alisya.
Tetapi ketika di tengah hiruk pikuk New York City ia bertemu dengan Cia, perempuan yang seketika menjadi sahabatnya, Alisya bertanya apakah takdir sedang bekerja?
Lalu muncul Raka, satu-satunya cowok yang bisa membuat Alisya jatuh cinta. Lelaki yang, lagi-lagi, dibawa takdir masuk ke hidupnya. Sayangnya, takdir yang satu ini berpotensi menghancurkan persahabatannya dengan Cia. Jadi, mana yang harus ia pilih?
Orang bilang persahabatan itu kekal, untuk seumur hidup. Namun, bukankah cinta sejati juga demikian?
Kismet atau takdir membawa Alisya
pergi ke New York untuk menggejar cita-cita dan passion-nya. Lagi-lagi karena
takdir, Alisya yang memang sedang bingung mencari apartemen murah untuk
ditinggalinya bertemu dengan Cia, seorang gadis pemberani yang menolongnya dari
gangguan laki-laki nakal dan kemudian bersedia berbagi tempat tinggal. Long story
short, mereka berdua kemudian menjadi sahabat. Meski agak bermasalah di awal,
Cia tahu bahwa Alisya punya banyak kesamaan dengannya. Cia lah yang
memperkenalkan teori kismet kepada Alisya, yang sebenarnya dia anggap agak
tidak masuk akal. Sama-sama orang Indonesia, sama-sama kabur dari keluarga, lalu
tidak disangka-sangka mempunyai tanggal lahir yang hanya beda satu hari. Atas
usul aneh Cia, mereka kemudian mempunyai tradisi untuk merayakan ulang tahun
masing-masing dengan cara berbuat suatu kebaikan. Lewat tradisi itu pula lah
Alisya kemudian bertemu dengan Mr. Gajah. Dalang yang membuat Alisya harus
memilih, sahabat atau cinta.
Hubungan Alisya dan Mr. Gajah
terbilang cukup singkat. Berawal dari Alisya yang meminta Mr. Gajah
menceritakan masalahnya (untuk memenuhi tradisi kebaikan di hari ulang tahun
Alisya). Mr. Gajah yang sama-sama keturunan orang Indonesia pun terbujuk dan
mulai menceritakan masalah yang menimpa adik dan keluarganya. Singkat cerita,
Mr. Gajah ingin Alisya bertemu dengan adiknya, namun hari itu tidak pernah ada
karena Mr. Gajah tidak menepati janjinya dengan Alisya.
Persahabatan Cia dan Alisya
berjalan baik sampai akhirnya Cia mendapat masalah dan mengharuskan untuk
pulang ke Indonesia dan meninggalkan New York. Lima tahun kemudian, Alisya yang
perlahan tapi pasti sudah mulai menghidupi passion-nya diminta Cia untuk
mengunjunginya di Indonesia. Di situlah Alisya bertemu Raka. Perasaan aneh
muncul ketika mereka pertama kali bertemu, belum juga masalah bahwa ternyata
Cia menyukai Raka. Dari sini lah kemudian misteri-misteri kehidupan Alisya
terkuak satu persatu terpilin dan menghasilkan takdir dan sebelumnya Alisya
tidak pernah kira. Dari sini juga teori kismet mulai terasa tidak lagi menggelikan.
Kismet bukanlah novel yang menghadirkan
konsep cerita baru. Maksudnya, udah banyak deh novel yang pakai takdir sebagai
pemersatu jalan cerita. Tapi entah kenapa, Kismet disuguhkan sangat
menyenangkan untuk dibaca. Gimana ya? Walaupun di novel ini bikin tambah kerasa
banget dunia itu sempit, dimana kalau kita ketemu banyak banget kebetulan di
novel lain bakal bikin kita sebel, di Kismet kebetulan-kebetulan itulah yang
menyatukan cerita dan gak bikin sebel sama sekali malah bikin gak bisa berhenti
baca.
Dari awal, rasanya membaca Kismet
ini kayak lagi ngobrol sama Alisya deh. Fun, tapi ada sedih-sedihannya juga.
Ya, jadi kayak si Alisya nih curhat sama kita si pembaca tentang apa yang
terjadi dalam hidupnya selama 10 tahun terakhir. Makanya agak aneh waktu di
bagaian akhir POV ganti ke Ethan (adiknya Alisya) dan Raka, walau gak banyak
jadi gak terlalu ganggu. Eh, yang tapi ganggu juga sih (lah), soalnya kayak
temen kita lagi curhat terus tiba-tiba diinterupsi gitu.
Alur ceritanya pas dan tertata,
gak lambat juga gak cepet. Saya suka gimana Mbak Nina menggambarkan Raka gak
selalu sempurna, tapi dia ada jeleknya juga. Terus jalinan hubungan Cia dan
Alisya kerasa banget dari yang belum terlalu kenal sampai kenal banget, walau
ya di akhir porsi Cia agak kurang. Oh iya, dan saya juga suka gimana Mbak Nina
menghadirikan murni Bahasa Inggris di percakapan yang memang berbahasa Inggris.
Bahasa Inggris-nya gampang dipahami kok, jadi gak bikin bingung. Lalu penempatan
ilustrasi yang gak di semua bab, justru bikin tambah suka, kayak bonus yang gak
terkira-kira gitu.
Adegan-adegan yang saya suka di
Kismet selain yang udah dijelaskan di sini buat ikut kuis #KismetGoodieBag (semoga menang!), juga ada di halaman 191, ketika Raka ngomong sama Alisya
gini:
“Aku juga punya perasaan. You can’t expect me to love Cia, just because you don’t have the courage to be honest to your friend, not to mention yourself. Cia akan tahu, cepat atau lambat. She is not stupid.”
Nah! Kadang cewek-cewek sahabatan
yang lagi suka sama cowok yang sama nih suka pada ribut sendiri terus ngelupain
perasaan cowoknya. Kan ada saking sayangnya sama sahabatnya terus dia minta si
cowok buat milih sahabatnya aja, padahal kan ya si cowok juga berhak milih. Ya,
gimana ya. Hidup memang pelik.
Sayangnya, walaupun enjoy banget
baca novel ini, ada kekurangannya juga. Yaitu latar New York yang kayaknya
kurang ditampilkan secara detail. Terus juga pas Alisya belajar membatik untuk
dipakainya di desain baju dia, kan cuma diceritain proses dia belajarnya,
padahal saya juga pengin tahu lalu gimana dia mengaplikasikan pada desain
bajunya. Yang kurang lagi, tokoh-tokoh di dalamnya belum ada yang bikin jatuh
cinta. Agak susah ya suka sama Alisya dan Raka, gak tau kenapa. Tadinya suka
sama Cia, cuma di pertengahan sampai akhir dia kayak jarang muncul lagi gitu.
Dan maunya sih Hope dikasih bagian yang agak banyak juga ngomongnya, yang
lucu-lucu gitu atau gimana misalnya. Ethan lumayan potensial sih, tapi ya belum
jadi favorite. Nah, kalau sama Mr. Gajah, saya tadinya suka beneran, tapi ya
kok… (gak dilanjut, takut spoiler).
Yang agak janggal menurut saya, di
awal bab ditulis “Musim gugur, delapan tahun lalu.” Terus di halaman 121,
ceritanya persahabatan Alisya dan Cia udah lima tahun dan dikabarkan Cia
melahirkan saat ini. Nah, lalu setelah halaman itu latar waktu jadi beberapa
minggu lalu, yang berarti kehitungnya sudah 8 tahun bersahabat. Tapi kok, ini
ulang tahun anaknya Cia yang kelima? Berarti harusnya terhitung setelah
melahirkan udah 10 tahun dong sahabatannya bukan 8 tahun? Ahahahaha, bingung
sendiri. Mungkin karena saya melewatkan detail dan salah ngitung atau gimana,
tapi hal ini gak akan ganggu cerita sih. Cuma ganggu saya yang bingung sendiri
aja.
Intinya sih novel ini bagus,
worth to read banget. Buat yang penasaran ya baca aja, gak perlu ragu. Apalagi
kalau ada diskon 30% di toko buku, hahahaha. 3 bintang deh!
Life may bring you wrong turns,
but destiny will take you there.
No comments:
Post a Comment