Hallo!
Gak kerasa ya. Rasanya baru
kemarin aja nungguin seharian timeline Twitter gara-gara #11TanpaBatas-nya
GagasMedia. Eh, sekarang udah #TerusBergegas aja. Happy birthday, GagasMedia!
WELL, YANG BIKIN TAMBAH MENYENANGKAN ADALAH:
KADO UNTUK BLOGGER HADIR LAGI!
YEEEEEEAAH!
Anyway, GagasMedia memang baik.
Mereka yang ulang tahun, mereka yang kasih hadiah ke kita. Syaratnya cukup
jawab 12 pertanyaan aja. Asik banget kan, kayak jawabin bulbo jaman Friendster
gitu.
Sebutkan 12 judul buku yang paling berkesan setelah kamu membacanya!
Berkesan itu bisa kesan baik dan
buruk ya. Cuma untuk menyebarkan hal-hal baik selama Ramadhan (ehem), so here
are my list of 12 books (in no particular order) with good impression that is SO
GOOD and unforgettable.
1. Restart – Nina Ardianti
2. Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1990 – Pidi
Baiq
3. Sunshine Becomes You – Ilana Tan
4. Catching Fire – Suzane Collins
5. Girls in the Dark – Akiyoshi Rikako
6. CoupL(ov)e – Rhein Fathia
7. Looking for Alaska – John Green
8. Daun Muda – Melody Violine
9. Éclair – Prisca Primasari
10. Mere Matkadevi (dan 123 karakter lainnya) –
Tulus Ciptadi Akib
11. Sabtu Bersama Bapak – Adithia Mulya
12. The Infamous – Silvia Arnie
P.S: Sengaja satu penulis, satu
judul. Ternyata susah yang milih 12. Yang berkesan ada banyak nih.
P.S.S: Nah, karena saking
berkesannya, kemungkinan judul-judul buku di atas akan banyak muncul di
pertanyaan berikutnya.
Buku apa yang pernah membuatmu menangis, kenapa?
BANYAK, HEHEHEHEHE, gak sih. Baca
Sabtu Bersama Bapak nangis, baca Priceless Moment – Prisca Primasari
juga nangis. Baca Chronicles of Audy: 4R
– Orizuka, ada satu part yang bikin nangis. Terus, baca Sunshine Becomes You sama Looking for Alaska juga sempet nangis.
Yap, segitu emosionalnya ya.
Tapi, ada satu buku yang bikin
nangis banget sampai pas re-read kedua pun tetep nangis juga. Yaitu: Waktu Aku Sama Mika – Indi.
Gak tau
juga kenapa kok nangis segitunya. Mungkin karena kayak lagi baca diary
seseorang (memang ini diary-nya kak Indi sih) dan Mika kan nyata. Kisahnya nyata
dan dikemas menyenangkan. Bahasanya kayak kita banget kalau nulis diary,
lincah, jujur, polos gitu, jadi aja nangis sesengukan. Nah, yang bikin heran,
pas baca bukunya nangis, tapi pas nonton film-nya gak nangis deh. Mungkin kalau
sekarang re-read lagi, gak akan nangis, duh, hehehe, bukan gak akan nangis sih,
tapi gak mau nangis lagi.
Apa quote dari buku yang kamu ingat dan menginspirasi?
From The Not So Amazing Life of @aMrazing – Alexander Thian, page 116.
“Padahal, menilai orang dari kulit luar sebenarnya kan jahat. Kita
nggak memberi kesempatanke diri kita untuk mengenal lebih jauh. Kita cuma
melihat apa yang ingin kita lihat, bukan melihat apa yang seharusnya kita
lihat. Kita lupa, beauty is only skin deep.”
Ngena banget ya? First impression
itu perlu, tapi jangan jadikan itu sebagai satu-satunya cara menilai orang
lain. Kita kan belum tahu kulit dalam orang itu kayak apa. Kebanyakan dari
kita, lebih seringnya memang Cuma mau melihat apa yang pengin kita lihat aja,
terus mengabaikan apa yang harusnya kita lihat. Padahal kayak gitu gak bagus
kan. Wah, wah, waaaaaah.
Siapakah tokoh di dalam buku yang ingin kamu pacari? Hayo, berikan alasan
kenapa kamu cocok jadi pasangannya. Hehehe.
Ada dua.
1. Fedrian Arsjad (Ian) dari Restart. Simply
because dia menyenangkan banget, wahai artis ibukota namun tidak sombong dan
sayang keluarga. Tapi kalau ditanya kenapa aku cocok jadi pasangannya, sekarang
jawabannya sih aku gak cocok sama dia. Biarin aja Ian sama Syiana, aku hanya
bisa mencintai dia dari jauh aja.
2. Dilan! Kalau Milea punya Dilan tahun
1990 dan 1991, aku pengin punya Dilan tahun 2015 dan seterusnya. Mungkin banyak
deh penggemar Dilan di luar sana (memang dia ini pacar semua umat), karena
gimana ya, dia itu tipe bad boy tapi berakhlak mulia. Kenapa aku berpikir kita
cocok (hehehe agak geli nulisnya), karena Dilan tipe humoris banget dan aku
suka. Karena Dilan memberi bukti, bukan janji. Karena Dilan pemberani dan
sayang orangtua. Segitu sukanya.
Pokoknya aku berdoa, ya Allah,
tolong dekatkan jodohku. Laki-laki yang lucu dan menghibur seperti Dilan dan
berperawakan seperti Ian dalam banyanganku, ya Allah. Aamin.
Ceritakan ending novel yang berkesan dan tak akan kamu lupakan!
Mau cerita ending novel Catching Fire, tapi pasti udah banyak
yang tahu ya. Cuma itu berkesan banget memang, “Tidak ada lagi distrik 12,
Katniss.” Dan jeng jeng jeng, terima kasih infonya, Gale.
Atau cerita ending Girls in the Dark yang gak ketebak
banget. Tapi jangan deh, serem.
Jadi, aku mau cerita ending novel
The Infamous – Silvia Arnie aja.
Ending-nya sih hero dan heroin-nya bersatu seperti cerita romance kebanyakan,
happy ending. Yang bikin berkesan itu, cerita si Andriana dan Aya di akhir, dan
terciptalah judul novel The Infamous. Oke, spoiler nih, dari awal Adrianna
(Adri) dan Aya sahabatan, lalu kehidupan Adri berubah menyedihkan. Adri sering
curhat sama Aya layaknya sahabat. Tapi kenyataannya gak gitu, they were never really friends, gitu
kata Adri. Tahu siapa ya bikin Adri sedih?! YAA, si AYA! Hhhhh, pengin marah.
Jadi blurb dan judul The Infamous
ini terkhususkan buat Aya, padahal dari awal tokoh utamanya adalah Adri.
Intinya, yang bikin berkesan adalah aku telat menyangka kalau ceritanya bakal
seperti itu dan kecohan judul dan sinopsisnya oke banget. Meski ending-nya
tetep happy sih, si Aya dan Adri maafan, cuma tetep aja ya kan kaget di hampir
ending.
Buku pertama GagasMedia yang kamu baca, dan kenapa kamu memilih itu?
Sebelumnya aku mau cerita (ehem)
(ehem), jadi dulu itu (sekitar umuran SD atau SMP) kalau beli buku atau novel
gak mikirin deh apa penerbitnya. Blurb bagus, beli. Cover bagus, beli. Judul
bikin penasaran, beli. Tentu maksudnya beli-beli itu kalau lagi ada uang dan
diijinkan orangtua ya.
Jadi buku GagasMedia pertama yang
aku baca setelah aku tahu tentang penerbit, jawabannya adalah: Heaven on Earth – Kaka HY (2011). Kenapa
pilih itu? Dulu belum kenal goodreads, jadi blurb adalah nomor satu. Yap, tentunya
gara-gara blurb-nya yang menjanjikan. Selain itu, karena cover-nya cantik
banget pada saat itu, sangat memikat mata dan hati (GagasMedia memang juara!).
Dan tentunya karena GagasMedia, aku percaya banget waktu itu kalau GagasMedia gak
akan mengecewakan. Dan, ya memang gak mengecewakan sih. Btw, novel yang aku
beli ini udah cetakan keempat di tahun yang sama dengan cetakan pertama, wow!
Namun, jika diberesin lebih bener
lagi koleksi buku di rumah, ternyata buku GagasMedia yang pertama aku baca
adalah: Gemala dan Rumah Kayu Oak – Alif
Ra’ain (2007)! Iya! Aku kaget pas tahu itu buku terbitan GagasMedia. Jadi
seneng deh, hehehe. Dulu memutuskan untuk beli dan baca itu karena judulnya
menjanjikan banget, buat kepala anak SD, tentu judul dengan format “(insert nama
tokoh) dan (insert benda apapun di sini)”, bakal bikin penasaran. Lalu aku
beli, itu pun beli di obralan, jadi tambah seneng deh, hehehe. Aku gak begitu
inget sih ceritanya gimana, tapi ini cerita fantasi dan bagus kok.
Dari sekian banyak buku yang kamu punya, apa judul yang menurutmu
menarik, kenapa?
Yakin deh, pasti banyak yang
jawab ini.
Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh
Diri – Bernard Batubara. Kan, dari judulnya aja udah rusuh minta dibaca.
Pertama lihat judulnya aja di kepala bakal udah banyak tanda tanya. “Kenapa?
Kok bisa? Iya, gak ya? Apa iya? Ini tentang apa sih?” dan seterusnya. Ayahku
aja sampai protes kenapa aku punya buku ini, dikira ini buku cara bunuh diri
gitu deh.
The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of the
Window and Disappeared – Jonas Jonasson. Sama kayak yang di atas, judulnya
rusuh banget, mana panjang banget, bingung juga kalau ditulis di Twitter,
ngabisin karakter tweet. Tapi ya, itu lah yang bikin menarik dan gampang
dilirik.
Jadi intinya, judul buku yang
menarik menurutku itu yang panjang kayak kereta dan rusuh bikin bertanya-tanya
di kepala pengin tahu ceritanya.
Sekarang, lihat rak bukumu.. cover buku apa yang kamu suka, kenapa?
Karena disuruh lihatnya rak buku, berarti buku
yang dipunya aja ya, yang hasil pinjeman gak dihitung.
Balada
Ching-Ching dan Balada Lainnya – Maggie Tiojakin
Time
After Time – Aditia Yudis
Simple, gak ribet desain-nya.
Hanya satu (atau beberapa warna) aja yang ditonjolkan, jadi lihatnya enak.
Fokus judul dan nama penulisnya gak kebagi-bagi sama warnanya gitu deh. Khusus
yang Time After Time, tambahan alasan, karena kalau dilihat adem, hijaunya
bikin kangen, pengin makan lalapan.
Tema cerita apa yang kamu sukai, kenapa?
Pertama, yang paling aku suka
adalah romance (eh, ini mah genre?). Romance-comedy apalagi. Tapi romance yang gak cinta-cinta doang
isinya. Harus ada arti hidup dan makna menikmati dunia (halah). Nah, tapi
seiring perkembangan hidup dan jaman, ada kalanya bosen baca romance, lalu
pilihan keduaku adalah tema keluarga dan persahabatan (yang ada romance juga
sih dikit-dikit). Paling suka fatherhood gitu, makanya aku suka banget Sabtu Bersama Bapak dan Priceless Moment.
Ehem, ehem, bukan apa-apa, tapi
cuma mau bilang aja, yang aku suka dari GagasMedia, kalau nerbitin buku itu
bertema, jadi setelah nyicip satu buku dengan tema itu, gak bingung lagi buat
nyari tema serupa. Untuk fatherhood, selain dua novel itu, masih ada Happily Ever After – Winna Efendi, tapi
aku belum baca nih.
Untuk tema persahabatan, tentunya
aku suka karya Enid Blyton, apalagi yang Malory
Towers the Series! Terus juga suka Tomodachi
– Winna Effendi atau Singapore
Begins – Agata Barbara.
Ya, udah. Supaya gak OOT, intinya
aku suka tema keluarga dan persahabatan. Kadang aku suka fantasi, tapi lain
waktu itu gak semua fantasi cocok sama aku. Tapi aku seneng, karena dikala
bingung mau baca apa, tema romance selalu ada, hahaha.
Siapa penulis yang ingin kamu temui, kalau sudah bertemu, kamu kamu
apa?
Walau yang ini hanya angan-angan,
paling pengin ya, Enid Blyton, mau
berterima kasih aja sudah menghasilkan karya luar biasa yang nemenin jaman
kecil dan bikin aku sadar kalau membaca itu menyenangkan.
Ono Eriko (ini komikus sih), mau bilang, “Tolong bikin Miiko dan
teman-teman versi gede atau SMA deh gak apa-apa dalam satu volume aja, tetep dengan
keseruan dan kelucuan jaman kecil gitu. Terima kasih, arigatou gozaimasu.”
Buat penulis Indonesia, mau
ketemu Ilana Tan dan Prisca Primasari. Aku pasti speechless
nih, jadi aku cuma mau duduk di antara peserta-peserta diskusi lain, mendengarkan
mereka talkshow ngomongin bukunya masing-masing dan bercerita gimana menulis
mengubah hidup mereka. Terus, kalau ada sesi tanya jawab, aku mau tanya tentang
gimana caranya bikin latar luar negeri tapi gak maksa, duh bagus banget sih
mereka kalau bikin cerita. Lalu, kan biasanya, ada sesi tanda tangan dan foto,
ya aku mau minta tanda tangan dan foto dengan senyum lebar.
Lebih suka baca e-book (buku digital) atau buku cetak (kertas), kenapa?
Buku cetak for the waaaaay! Aku
selalu bayangin, di rumahku nanti bakal ada satu ruangan dengan lemari tinggi
dengan cat tembok cerah dan isinya buku-buku. Dibayanganku, kalau orang bilang
‘buku’, ya kumpulan kertas-kertas yang dibundel jadi satu, bukan file di
komputer.
Aku selalu suka lihat tumpukan
buku. Aku suka buka-buka halaman buku. Suka lihat foto-foto orang pamer punya
banyak buku.
Sejujurnya lagi, aku jarang bisa
nyelesain baca e-book. Yap, I don’t like e-book, I LOVE paperbook!
Sebutkan 12 kata untuk GagasMedia menurutmu!