"With peaks of joy and valleys of heartache, life is a roller coaster ride, the rise and fall of which defines our journey. It is both scary and exciting at the same time." - Sebastian Cole

Saturday, October 18, 2014

Kukila



C:\Documents and Settings\deasyds\My Documents\Downloads\supaya tidak susah\16029849.jpg



Judul: Kukila
Penulis: M. Aan Mansyur
ISBN: 978-979-22-8839-1
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Editor: Siska Yuanita
Ilustrasi sampul: eMTe
Layout: @bayu_kimong
Tebal: 192 halaman; 20 cm
Cetakan kedua, November 2012.


Blurb:


"Nak, dua hal aku benci dalam hidup: September dan pohon mangga. September tidak pernah mau beranjak dari rumah. Betah. Ia sibuk meletakkan neraka di seluruh penjuru. Di ruang tamu. Di ranjang. Di meja makan. Bahkan di dada. Batang pohon mangga tetap selutut persis prasasti batu. Ia berdiri mengekalkan dosa-dosa—dan dosa adalah pemimpin yang baik bagi penyesalan-penyesalan." 
Kukila adalah perempuan itu, yang membenci September dan pohon mangga. Hidupnya didera rasa bersalah yang besar, kepada mantan suaminya, mantan kekasihnya, dan anak-anaknya. Kepada suratlah dia berbicara dan kepada pohon-pohonlah dia menyembunyikan masa lalu, karena rahasia, konon, akan hidup aman dalam batang-batang pohon. 
Selain “Kukila (Rahasia Pohon Rahasia)”, di dalam buku ini ada lima belas cerita pendek lain, dikisahkan dalam kata-kata Aan Mansyur yang manis, bersahaja, kadang sedikit menggoda.


Awalnya saya mengira kata “Kukila” dipilih hanya karena merupakan akronim dari “Kumpulan Kisah Lama”, namun ternyata perkiraan saya tidak seratus persen tepat. “Kukila” mengandung berbagai macam arti. Kukila, sebuah kumpulan cerita. Kukila, sebuah nama, yang sepertinya begitu memikat bagi M. Aan Mansyur untuk kemudian diabadikan menjadi judul buku keenamnya. Kukila, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti burung.

Dengan 16 judul cerita pendek di dalamnya; Kukila (Rahasia Pohon Rahasia), Kebun Kelapa di Kepalaku, Setengah Lusin Ciuman Pertama, Perahu Kertas dengan Huruf-Huruf Kanji, Setia adalah Pekerjaan yang Baik, Sehari Setelah Istrinya Dimakamkan, Membunuh Mini, Aku Selalu Bangun Lebih Pagi, Ketinggalan Pesawat, Celana Dalam Rahasia Terbuat dari Besi, Lima Pertanyaan Perihal Bakso, Lebaran Kali Ini Aku Pulang, Hujan. Deras Sekali., Tiba-Tiba Aku Florentino Ariza, Tiga Surat Cinta yang Belum Terkirim, dan Cinta (Kami) seperti Sepasang Anjing dan Kucing, M. Aan Mansyur dapat menyajikan berbagai kisah pelik, keruh, cinta indah, cinta kelam, perselingkuhan, kecemasan, bahagia dan rindu dengan kata-kata yang manis dan kadang sedikit menggoda, juga dalam nuansa yang berbeda.

Salah satunya, “Aku Selalu Bangun Lebih Pagi”, bercerita tentang seorang pria yang mendirikan perpustakaan di rumahnya. Setiap pagi, oleh seorang perempuan  pelanggan setia perpustakaannya, yang kemudian diketahui bernama Nanti Kinan, ia selalu disapa dengan kalimat yang sama, “Baru bangun, kan?”.  Begitu terus, hingga membuatnya kesal, karena menurutnya perempuan itu bodoh. Tidak mungkin ia baru bangun, jika setiap sudut perpustakaan selalu sudah bersih dan siap kunjung tiap paginya sebelum Nanti Kinan datang. 


Saya suka dengan cerpen ini, disajikan dengan ringkas namun mengena. Pesan yang ingin disampaikan M. Aan Mansyur tersampaikan lewat alur dan ramuan kata-kata sederhana yang manis. Bahasa dalam cerpen ini pun tidak serumit bahasa pada cerpen-cerpen yang lain, serta perbandingan antara dialog dan narasi dirasa sudah cukup imbang jika dibandingkan dengan 15 cerpen lainnya. Hanya satu kekurangannya menurut saya, akhir ceritanya dibuat menggantung. Tapi, jika ditelaah lebih dalam, mungkin justru akhir cerita menggantung itulah yang memberikan nyawa lebih pada cerpen yang satu ini.

Celana Dalam Rahasia Terbuat dari Besi”, berhasil menipu saya. Hidup adalah bersembunyi, begitu kalimat awal untuk memulai cerpen ini. Tokoh utamanya bernama Rahasia, istri dari seorang wartawan majalah wanita, Tiran. Mereka adalah keluarga yang sangat rukun dan damai, tidak pernah beradu mulut, karena Rahasia selalu tahu bagaimana menyembunyikan kesal, dikisahkan karena ayahnya yang selalu mengajari Rahasia untuk begitu. Tiran, memberlakukan sesuatu yang sangat aneh untuk Rahasia setiap pagi, ia memaikan celana dalam besi pada istrinya sebelum berangkat ke kantor, memastikan istrinya tidak akan pernah selingkuh selama ia bekerja. Kuncinya akan selalu ia bawa dan tidak ada cadangan. Rahasia seperti biasa, akan selalu diam, menyembunyikan kesal. 


Cerpen favorit saya. Kalimat-kalimat yang begitu pintar dibuat M. Aan Mansyur untuk mengecoh pembacanya untuk kemudian dibelokkan di akhir cerita membentuk twist yang tidak terkira.

Hujan. Deras Sekali.”, mengisahkan pengkhianatan cinta diam-diam yang dilakukan para tokohnya, Arya, Marni, Lina, Tenri, dan Baso. Kebanyakan orang menyukai hujan, begitu juga dengan mereka. Ketika hujan, selalu saja ada alasan untuk terlambat atau bahkan tidak datang, begitu juga mereka. Hujan deras sore hari di Jakarta, membuat Arya tidak bisa pulang ke rumah, membuatnya harus menunggu di kantor bersama sekretarisnya, Lina. Sementara di rumah, Marni, istri Arya, kedatangan tamu istimewa dari Makassar, Baso. Karena hujan, Marni menutup pintu dan jendela. Karena hujan pula, Baso tidak bisa kembali cepat ke Makassar, Tenri, istrinya, menyetuji keputusan itu, lagipula di Makassar tidak jauh berbeda. Semua karena hujan. Deras sekali. Makassar banjir, begitu kata Tenri. 


Cerpen ini begitu singkat, namun justru tidak bisa begitu saja lepas dari kepala saya. Perlu diakui, tema pengkhianatan cinta sudah biasa diangkat oleh penulis-penulis lain, namun M. Aan Mansyur sekali lagi berhasil mengistimewakan karyanya, dengan mengangkat hujan sebagai alasan masalah utama.

Itulah tiga dari 16 judul cerita pendek dalam buku ini. Secara garis besar kumpulan cerpen di Kukila digabungkan dengan benang merah tentang kisah-kisah orang dewasa, semacam perselingkuhan juga kenangan-kenangan lama. Banyak cerita-cerita yang tidak berakhir bahagia dihadirkan di sini, cerita tentang kehidupan. Dalam beberapa cerpen, M. Aan Mansyur menggunakan sudut pandang orang pertama, dan cara berceritanya yang luwes menghadirkan kesan ketika sedang membaca, kita sekaligus diajak untuk mengintip catatan harian M. Aan Mansyur, siapa yang tahu mungkin ada beberapa cerpen yang merupakan curhatan masa lalunya.

Menoleh ke belakang dan melihat background M. Aan Mansyur yang sebenarnya adalah seorang penyair, menjadikan tata bahasa dan diksi yang dipilih dalam cerita-cerita di Kukila terasa puitis. Tak jarang saya harus membacanya 2-3 kali terlebih dahulu untuk benar-benar mengerti apa yang dimaksudkan. Namun, hal itu tidak banyak mengganggu saya saat menyelesaikannya, buku ini pada akhirnya mengalir dan tetap enak untuk dibaca. Saya sangat bersyukur, karena dalam buku ini jarang saya temui atau bahkan tidak saya temukan kesalahan EYD dan tanda baca. Salut untuk M. Aan Mansyur dan editornya. Selain itu, saya sangat menyukai pemilihan gambar, warna, serta tipografi pada covernya. Menarik dan terlihat lembut.

Nama Kukila yang menjadi judul kumpulan cerita pendek ini akan ditemui di beberapa judul cerita. Apakah itu orang yang sama? Entahlah. Membingungkankah? Awalnya iya, namun lambat laun, kebingungan itu hilang. Jadi, siapa Kukila sebenarnya? Hanya M. Aan Mansyur yang tahu. Kekurangan dalam buku ini ialah, perbandingan narasi dan dialog dalam beberapa judul cerpen terkadang tidak imbang, terlalu banyak narasinya, sehingga terkadang menimbulkan kebosanan sesaat ketika sedang membaca. Lalu kekurangan lainny yang menurut saya fatal untuk buku ini, footnote yang digunakan untuk menjelaskan kata-kata asing diletakan pada akhir setiap cerpen, bukan di halaman di mana kata asing itu ada. Sehingga, untuk mengetahui arti kata yang asing tersebut, harus menuju akhir cerpen dahulu. 

Dari tema yang diambil M. Aan Mansyur, buku kumpulan cerpen ini cocok untuk dibaca oleh segment dewasa atau setidaknya usia 17 tahun ke atas karena banyak kata-kata  ‘nakal dan berani’ ditemukan dalam buku kumpulan cerpen ini. Saya cukup bisa menikmati setiap cerpen atau kisah-kisah lama yang M. Aan Mansyur kumpul dan wadahkan dalam Kukila. Banyak pelajaran tersirat yang bisa diambil jika kita cermat menemukannya. 

3 of 5 stars.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...