"With peaks of joy and valleys of heartache, life is a roller coaster ride, the rise and fall of which defines our journey. It is both scary and exciting at the same time." - Sebastian Cole

Tuesday, October 4, 2016

Catalyst (Katalis) - Laurie Halse Anderson


Catalyst (Katalis)
Penulis: Laurie Halse Anderson
Gramedia Pustaka Utama, 2011.

Blurb:

Kate Malone: pintar, mendapat nilai A untuk semua mata pelajaran, anak perempuan pendeta, dan pelari jarak jauh. Ia mampu mengatur hidupnya dengan baik dan menghabiskan waktu mengurus keluarganya sementara, pada saat yang sama, mencoba diterima di universitas impiannya, MIT. Ia sering berlari pada malam hari untuk melupakan masalah. Berlari jauh dan cepat melegakan kepalanya.

Kate menghabiskan waktu di sekolah dengan teman-teman dan pacarnya, Mitch, sambil menunggu surat datang dari MIT. Ketika akhirnya surat itu datang, dunia teratur Kate hancur berantakan karena MIT memutuskan ia belum bisa bergabung dengan universitas ternama itu. Dunianya bertambah rumit ketika ayahnya memutuskan membantu musuh masa kecilnya, Terry Litch, ketika rumah keluarga Litch terbakar. Mampukah Kate kembali ke hidup normal sebelum ia jadi gila?



Kate, pintar dalam pelajaran, sangat menyukai Kimia, pelari yang hebat, dan punya teman dan pacar yang mendukungnya. Hidupnya berjalan baik-baik saja walau ibunya sudah meninggal, adiknya, Toby, sakit asma, mobilnya (Bert) yang sering mogok dan rawan rusak, dan ayahnya seorang pendeta (yang sepertinya ia kurang sukai). Sebagai siswa kelas 3 SMA, Kate tentu mempermasalahkan kampus yang akan ditujunya saat kuliah nanti, MIT.

Di saat teman-temannya yang juga super pintar sudah mendapat kampus idaman mereka masing-masing, Kate masih menunggu kepastian dari kampus idamannya – MIT. Kehidupannya mulai kacau ketika ia kabar itu datang, MIT tidak menerimanya. Kate tidak punya kampus tujuan lain karena ia memang tidak mendaftar di mana-mana lagi dan yang ia inginkan hanya kuliah di MIT. Belum lagi, musuh masa kecilnya, Teri dan Mikey (adik Teri), harus tinggal di rumah Kate karena rumah mereka kebakaran. Tinggal bersama Teri tentu menjadi masalah, karena Teri memang tidak pernah bisa menjadi teman Kate. Tinggal bersama Mikey, walaupun merepotkan namun menggemaskan juga, meski karena Mikey, Kate tidak pernah bisa tidur malam dan lebih memilih berlari beberapa kilometer. Hidupnya tidak juga bertambah normal, kejadian yang tidak terduga kemudian datang dan memperburuk segalanya. 

“Katalisator adalah zat yang menambah kecepatan reaksi. Katalisator dimasukkan ke salah satu tahap reaksi, lalu nantinya diregenerasikan kembali dalam proses itu. Katalisator tidak habis terpakai, ia menciptakan jalur energi baru yang lebih rendah dalam reaksi tersebut.” – ARCO Everything You Need to Score High on AP Chemistry, cetakan ke-3 (hal. 80) 

Tidak pernah tahu menahu ada novel berjudul Catalyst karya Laurie Halse Anderson. Alasan memilih novel ini hanya karena cover-nya cantik dan judulnya yang mengingatkan pada judul novel thriller Indonesia (lol itu ternyata judulnya Katarsis). Jadi ya, akhirnya dibeli. Aku baca yang versi terjemahannya, label di belakangnya sih ditulis ‘novel dewasa’, tapi menurutku ini masuk ke young adult banget bukan dewasa. Semacam ceritanya John Green atau Jenny Han gitu. Mungkin tahun 2011 waktu itu belum booming lini ‘young adult’ kali ya, dan memang ada konten khas barat jadi buat jaga-jaga dilabeli ‘novel dewasa’. 


Ceritanya, well, apa ya.. enak untuk diikuti sih. Tipe-tipe cerita di mana female lead punya masalah dan pikiran-pikiran dia yang sassy gitu. Suka sih. Sampai tengah, belum ada indikasi di mana masalah utama bakal muncul. Maksudnya ya, iya si Kate ini gak keterima di MIT ok galau. Masalah di keluargnya ok dia jadi pusing. Nah, tapi sampai akhir pun kayak tidak juga diselesaikan. Bahkan sampai tamat, benar-benar yang ‘sudah, gini aja?’ ‘terus gimana?’ ‘Kate sama pacarnya gimana?’ dll. Menimbulkan pertanyaan yang memang seakan gak mau dijawab sama penulisnya tapi juga pembaca gak dikasih pilihan buat menebak gitu. 

Mungkin bagian ini spoiler, jadi lewatin aja satu paragraf ini, buat yang belum baca hehehe.

Agak bingung sama Mikey, kan dibilang adiknya Teri. Tapi terus pas Teri gendong Mikey setelah kejadian ‘itu’, Kate bilang ‘sekarang aku tahu, Mikey ‘anak laki-laki’ Teri.’ Ya semacam itu. Aku bingung aja, itu maksudnya Mikey sudah bukan seperti adik, tapi anak laki-laki Teri atau Mikey memang anak laki-laki Teri. (????)

Untuk karakter-karakternya, Kate, gila sih dia gak suka Bahasa Inggris tapi suka Kimia dan pinter banget Kimia. Sampai kalau ngomong atau mikir, Kimia banget lol. Teri, tipikal anak yang punya pemikirannya sendiri, berandal tapi penyayang.  Mitch, pacar Kate, sebenarnya baik, sayangnya kayak kurang keluar karakternya di sini dan kayak Kate tuh gak begitu sayang sama Mitch.. kasihan. Sara dan Travis, teman Kate, ya teman Kate, gak terlalu kelihatan juga karakternya, yang jelas mereka teman yang baik. Mikey, lucu sih gemas. Ayahnya Kate, ini juga masih abu-abu gitu, aku belum terlalu jelas alasan sebenarnya Kate gak begitu suka ayahnya. 


Kate dengan kegalauannya gak terima di MIT. Hahaha. Ini relate banget gak sih sama kehidupan anak SMA kelas 3? Dulu aku juga gitu soalnya. Was-was, galau, takut kalau gak bisa kuliah, tanggapan orang lain, dll. Seakan-akan pas gak diterima, dunia berakhir. Makanya pas baca kegalauan Kate di sini kayak yang ‘I feel u, Kate, I feel u.’ dan gak ngerasa Kate lebay.

Suka dengan ceritanya tapi gak begitu suka dengan cara penyelesaian di akhir novel. Sad ending enggak, happy ending pun enggak sepertinya. Benar-benar kayak, ‘sudah ya, selesai saja sampai sini, dadah.’ 

Anyway, 3,5 worth of stars.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...