Judul: French Pink
Penulis: Prisca Primasari
ISBN: 978-602-251-687-3
Penerbit: PT Grasindo
Editor: Anin Patrajuangga
Desain sampul & ilustrasi: Nisa Nafisah dan Riva Marino
Penata isi: Yusuf Pramono
Tebal: 74 halaman
Cetakan pertama, 2014.
Blurb:
Di Distrik Jiyugaoka yang mungil, cantik, dan berwarna-warni, Hitomi tiba-tiba bertemu pria aneh yang mengungkit-ungkit tentang kematian.
Siapa sebenarnya pria itu? Dan... lho, lho, mengapa dia jadi menyuruh Hitomi mencarikan syal warna French Pink? Mana mungkin sih pria beraura gelap seperti itu menyukai warna pink? Dan untuk apa juga?
Ck. Sungguh. Pria itu benar-benar merepotkan Hitomi.
Hitomi tidak sama lagi. Hidup dan hari-harinya menghitam dan
kelam, hidup enggan dan matipun mau deh kalau bisa, padahal dahulu ialah yang
paling semangat menyarankan bermacam-macam warna pada masyarakat sekitar. Distrik Jiyugaoka tidak sama lagi bagi
Hitomi. Sampai pada akhirnya ia bertemu pria aneh bernama Hane – serba hitam
dan berbicara tentang kematian, lalu malah merepotkan Hitomi, padahal mereka
tidak saling mengenal. Apakah dia shinigami – dewa kematian?
Yap, cerita singkat Hitomi dan Hane berhasil dituliskan
dengan apik oleh Mbak Prisca. Diramu dalam 74 halaman novella, kita diajak
menyelami kehidupan dan masa lalu Hitomi yang akan teruak dalam beberapa hari.
Saya suka, meski duh iya, pengin lebih panjang lagi, haha! Membaca French Pink
ini bikin penasaran. Jujur, awalnya saya kurang suka sama sifat-sifat tokohnya,
tapi kemudian saya tersihir buat masuk ke cerita, dan begitu selesai baca
halaman terakhir, saya masih harus bengong dulu buat percaya kalau ceritanya
udah abis.
Walaupun banyak pertanyaan di tengah-tengah baca, “Kok bisa?
Kok bisa?” dan di akhir belum terjawab, tapi saya putuskan buat gak mikirin itu
lama-lama deh, nikmatin aja ceritanya sampai akhir. Bonus juga, abis baca buku
ini kita bisa dapet pengetahuan gimana sih warna French Pink, English Lavender,
dan warna-warna lainnya. Awalnya emang gak kebayang sih, tapi well, at least,
abis baca pasti langsung penasaran pengin googling kan?
Penggambaran Distrik Jiyugaoka di dalam buku juga sukses
bikin saya membayangkan dan eh, pas baca posting TasteTwice tentang Mbak Prisca
yang bercerita tentang distrik ini terus ada fotonya, tempat yang saya
bayangkan akibat penggambaran novel lumayan mirip sama aslinya, berarti kan
Mbak Prisca berhasil menransfernya.
Oh iya, buku ini diterbitkan hardcover (btw, cover-nya
cantik banget!), reaksi pertama saya tahu kalau ini hardcover tapi harganya gak
sampai 50 ribu adalah: WAIIIIIT – MURAH BANGET? HARUS BELI! (walau ternyata
murah karena tipis), dan alhamdulillah, dapet kesempatan beli pas Togamas lagi
diskon 30%. Di dalam bukunya ada beberapa gambar ilustrasi sederhana bikin
tambah suka, tapi ada tujuan lain buat nambahin jumlah halaman biar gak
tipis-tipis banget kayaknya ya, hehe? Sayangnya, kok gak ada bookmark-nya ya?
Sama di sub-bab terakhir – sub-bab “7. Life”, ketulisnya masih sub-bab “6.
Life”.
Ini buku kedua Mbak Prisca yang saya baca setelah Éclair,
dan woooho, saya mau banget baca karya-karyanya yang lain!
4 of 5 stars.
No comments:
Post a Comment